Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pencerahan dari Makhluk Halus

29 Oktober 2021   22:27 Diperbarui: 29 Oktober 2021   22:40 596
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari postwrap 

Seperti yang saya baca di buku yang membahas cara mengusir hantu. Ternyata teori memang sangat berbeda dengan kenyataan. 

Ternyata makhluk ini malah marah. Orang yang kerasukan ini langsung melotot  menatap saya dengan tajam. Siapa takut? Saya balas menatap  dengan tajam pula. Jadi tatap-tatapan. 

Namun, kata-katanya yang seketika membuat saya menunduk. Malu bercampur sadar.

Bukan. Makhluk ini bukan berkata, "Aku cinta kamu". 

Ia berseru dengan keras, "Bukan kami yang mengganggu kalian, tetapi kalian yang telah mengganggu kami!"

"Mengganggu apa?" tanya saya untuk memastikan. 

"Tiap malam mesinnya berisik!" serunya. 

Dalam hati saya langsung membenarkan. Bahwa selama ini tanpa sadar justru kami yang telah mengganggu ketenangan dunia mereka. Siang malam mesin menyala. 

Benar juga manusia bukan hanya kepada sesama manusia saja egois, kepada makhluk halus pun masih egois. Mau mengganggu, tetapi tidak mau diganggu.

Apakah dengan sering merasuki para pekerja di pabrik itu sebagai tanda protes kenyamanan mereka terganggu? Apalagi selama ini tidak pernah permisi atau memberikan mereka ganti untung. 

Itulah sebabnya mereka yang percaya urusan gaib kalau hendak membuka lahan baru  atau membangun rumah permisi dahulu kepada makhluk yang tak terlihat dengan omongan atau sesaji. 

Mungkin tampak mistis hal ini, sebenarnya realistis juga bila kita mau pahami.

Urusan dunia gaib dengan segala kisah mistis banyak yang meyakini keneradaannya, tidak sedikit pula menganggap takhayul. Beginilah dunia akan selalu ada pertentangan. Sebenarnya yakin saja pemahaman  masing-masing tanpa harus saling melecehkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun