Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tanganmu Membuang Sampah, Mulutku Omong Kosong Saja

22 September 2021   15:11 Diperbarui: 22 September 2021   15:16 652
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebersihan sebagian dari iman. Kata-kata yang sangat mengingatkan agar buang sampah jangan sembarangan. Mengapa sampah-sampah  masih juga berserakan? Mentang-mentang sudah tak bertuan. 

Sungguh keterlaluan kelakuan. Tiap hari menyembah Tuhan, membuang sampah masih sembarangan. Di mana menyimpan perasaan dan kemanusiaan? 

Lupakan. Karena akan selalu ada pembelaan. Aku ini manusia yang tak lepas dari kesalahan. 

Tak habis pikir, mata memandang di sini, di sana ada sampah sangat mencolok mata. Belum lagi baunya menyebar ke mana-mana. Menahan napas menyesakkan dada. Pusing kepala. 

Aku tak mengerti. Mengapa semua ini terjadi?

Tulisan "Membuang Sampah pada Tempatnya" ada terpampang di mana-mana. Entah orang-orang pada buta huruf atau buta hatinya sehingga membuang sampah masih seenaknya  tanpa rasa berdosa. Omong kosong saja. Apa itu dosa? 

Engkau dan engkau di depan mata masih saja membuang sampah bukan pada tempatnya. Takada rasa peduli sampah mengotori tanah semesta. Mengotori ibadah. Eh, engkau malah tertawa. 

Berkali-kali aku sudah mengingatkan, tetap terulang membuang sampah sembarangan. Tempat sampah seakan hanya jadi hiasan. Di luar dicat dengan bagus enak dipandang. Isinya kosong, fungsi utama terlupakan. 

"Dasar sampah tak berguna. Terserah aku buang ke mana saja. Suka-suka." Mungkin ini yang ada di isi kepala mereka. 

Rasanya ingin memecahkan kepala mereka yang keras dan melihat dengan jelas isinya apa. Apakah juga penuh dengan sampah?

Aku hanya tak habis pikir saja dengan urusan membuang sampah yang sederhana ini menjadi masalah yang luar biasa bagi mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun