Setumpuk pikiran dan beban sudah hadir ketika mata baru terbuka dengan berat  yang masih terasa di kepala sehingga takada lagi ruang bagi pikiran untuk mengingat berdoa.Â
Segalanya serba terburu-buru padahal masih pagi buta seperti mau kiamat saja dunia sehingga tiada jeda merasakan aliran napas lega di dada.Â
Menikmati sarapan pun  tiada nikmati lagi dari mulut langsung menuju perut tanpa sempat mengemut merasakan sensasi yang ada sehingga makanan yang sejatinya mewah kehilangan rasa.Â
Sepanjang perjalanan berkendara pikiran masih penuh sesak sampai lupa apa yang menjadi utama apalagi suasana jalanan dengan para pengendara bagai raja sehingga semakin menambah pusing kepala.Â
Manalagi belum sampai tujuan beban pekerjaan sudah berteriak minta penyelesaian takboleh tertunda atau akan menerima hadiah istimewa sehingga belum bekerja pun berat sudah dirasa.Â
Hiruk pikuk dunia nyata membuat pusing kepala dan menyesakkan dada membuat manusia mencari pelarian di dunia maya bernama media sosial  untuk merenggut sedikit lega dan bahagia yang ternyata tak kalah hiruk pikuk juga sehingga beban masih terbawa.Â
Ketika tiba waktunya meletakkan kepala di atas bantal masih juga segala pikiran terbawa sehingga sulit untuk memejamkan  mata menikmati saat yang berharga agar esok raga kembali bertenaga seakan beban hidup takada habis dirasa.
Ah, dunia dengan segala kebodohanku yang ada.Â
@refleksihati 24 Agustus 2021Â