Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Omong Kosong Dahulu Kompasiana Lebih Mengasyikkan

12 Agustus 2021   15:22 Diperbarui: 12 Agustus 2021   22:09 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: postwrap/cartoonpictures 

Benarkah dahulu  Kompasiana lebih asyik? 

Bagi yang awal-awal bergabung pasti merasa lebih asyik. Biasanya 'mainan' baru itu memang mengasyikkan. Ibarat pengantin baru melalui hari-hari pasti menggairahkan, apalagi bila sudah bertemu malam. 

Sebaliknya bagi yang bergabung belakangan ini pasti sekarang kompasiana lebih mengasyikkan. Apabila berani bilang dahulu lebih asyik pasti omong kosong. 

Bagaimana bisa mengatakan  dahulu lebih asyik kalau belum bergabung di Kompasiana? 

Sebagai kompasianer  kolonial yang mengalami perjalanan di Kompasiana dari waktu ke waktu saya  berani mengatakan dahulu memang lebih asyik. 

Apa berarti sekarang tidak asyik lagi? Saya tidak berani mengatakan demikian. Biar aman saya harus mengakui sekarang Kompasiana juga tetap lebih asyik. Hahaha... 

Artinya setiap masa memiliki kondisi keasyikkan  tersendiri. Ada juga tidak asyiknya.  Bila membandingkan pasti jadi masalah. 

Masa-masa awal bergabung memang mengasyikan buat saya. Buktinya bisa langsung menyabet posisi sebagai Kompasianer Teraktif 2010 melampaui para senior. Maklum sehari minimal bisa tiga kali kirim tulisan. Pernah juga 10 kali. 

Hal ini terjadi karena saking asyiknya menulis dan berinteraksi sampai lupa diri. Padahal jujur waktu itu tidak terpikir dan berambisi jadi yang teraktif. Lebih cocok jadi kompasianer terlalu. 

Sebagai   Kompasianer baru waktu itu saya asyik-asyik saja. Apabila saya tolak kesannya malah bisa dianggap sombong dan songong. 

Karena sudah terjadi apa boleh buat tetap saya terima dengan ikhlas. Walaupun yang merasakan bangga itu istri dan anak karena mereka yang hadir menerima penghargaan ini. Saya justru tersiksa tersebab tidak bisa hadir. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun