Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Omong Kosong Rp2 Triliun

5 Agustus 2021   16:19 Diperbarui: 5 Agustus 2021   19:40 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar :postwrap /ca prasangka.

"Tidak mungkin dia bohong." kalimat ini yang acap kali menjadi pembelaan. 

Kita yakin karena orang itu kaya dan punya kedudukan. Itu ada kebenarannya. Yang tiada kita sangka apa yang diomongkan hanya omong kosong. 

Setelah tertipu kepintaran baru muncul dengan merasa diri bodoh sekali. 

Jangan Berlebihan Menyikapi 

Baik dalam hal yang positif maupun yang negatif, bila  menyikapi dengan  berlebihan ujungnya bisa semakin menyakitkan. 

Kita lupa bahwa kehidupan  sering menipu, tetapi kita tetap mau percaya dengan apa yang terlihat tanpa pernah memakai akal sehat. 

Apalagi yang berhubungan dengan nilai uang memang sering memabukkan. 

Saya pernah bertemu seorang teman yang begitu semangat untuk segera pulang kampung ikut semacam arisan yang menurutnya sangat menguntungkan. 

Dengan modal uang sejuta rupiah bisa jadi tiga puluh juta rupiah. Waktu itu, tahun 2000-an. 

Saya mengingatkan yang begini biasanya ada unsur penipuan. Namun  ia kekeh ini bukan penipuan karena sudah ada teman dan saudaranya yang membuktikan hal ini benar adanya. 

Ya sudah. Saya tidak hendak berdebat. Karena saya lihat ia sangat bernafsu dan percaya sekali. 

Tak lama saya mendapat kabar heboh soal penipuan arisan yang diyakini oleh teman sebagai hal yang menguntungkan  itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun