Markisik. Mari kita selisik.Â
Apa yang tampak  benar di depan mata belum tentu itu adalah kebenaran  sebenarnya.Â
Apa yang dianggap ada bisa jadi itu tiada.Â
Jangan menyikapi sesuatu  dengan berlebihan.Â
Yang Tampak Benar Belum Tentu Benar
Dalam hidup ini banyak peristiwa  sering kali mengajarkan  kepada kita bahwa apa yang kita anggap sebagai kebenaran bisa jadi itu adalah kesalahan di kemudian hari.Â
Jadi, hal ini mengajarkan kepada kita agar dalam hal apapun sebelum segala sesuatu itu benar kebenarannya jangan banyak komentar. Apalagi sampai mengeluarkan jurus menuju berlebihan atau menghakimi.Â
Misalnya seseorang hanya menyumbang sepuluh ribu rupiah. Kita pandang sebelah mata. Padahal uang yang  ia miliki hanya lima belas ribu rupiah. Tidak ada lebih lagi.Â
Kebenarannya yang menyumbang dua triliun rupiah pun kalah nilainya bila hartanya ada enam belas triliun.Â
Namun kita pasti akan lebih memuji yang memberi dua triliun rupiah dan meremehkan yang memberi sepuluh ribu saja.Â
Apa yang Ada Bisa Jadi Tiada
Tak jarang kita tertipu oleh omongan. Kita begitu percaya oleh omong kosong yang begitu meyakinkan sehingga takada celah buat kita untuk tidak percaya.Â
Tak heran di antara kita acap kali menjadi target penipuan. Kita tertipu bukan oleh kebodohan, tetapi tak jarang karena kepintaran kita.Â