Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Omong Kosong Membela Harga Diri

24 Juni 2021   21:03 Diperbarui: 25 Juni 2021   07:46 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: diolah dari postwrap dan cartoonpictures

Acap kali demi harga diri kita memilih melakukan hal yang sebenarnya tidak harus dilakukan. Atas nama harga diri, tetapi sebenarnya demi keakuan. 

Seperti yang dikatakan dr. Tompi yang juga seorang penyanyi, "Tidak ada gunanya kita ribut, ini hanya untuk nyenangin ego."

Hal ini dikatakan sampai diulangi di sebuah acara televisi berkenaan dengan perselisihannya  dengan artis lain soal Covid-19. 

Benar sekali menurut saya, kita ribut, berdebat, atau berkelahi sebenarnya karena demi ego semata. Demi memuaskan dan menyenangkan ego, tetapi dengan percaya mengatakan demi membela harga diri.

Suatu waktu saya pernah mau dipukul seorang rekan kerja di kantor. Akibat tidak terima saya tegur karena ia berlaku tidak sopan pada rekan kerja lain  yang seorang wanita.

Sementara ia berlaku tidak sopan dengan melemparkan segepok uang ke muka rekan kerja ini karena ditegur juga. Memang enak ditegur? Bila ego yang menguasai, amarah akan segera terjadi. 

Akhirnya ibarat peribahasa menyelam sambil minum air, sudah melempar uang ke muka orang mau memukul saya pula. Hebat, kan? 

Tentu saya tidak berani melawan dalam kondisinya yang penuh amarah. Dua rekan kerja yang berusaha menghalangi pun sampai kerepotan. 

Mereka menyuruh lebih baik saya pergi karena melihat kondisi yang sudah tidak kondusif. Ia benar-benar dalam kondisi sangat  marah sampai suaranya seperti mengaum. 

Segera saya ambil langkah seribu  turun dari kantor dan pergi mencari tempat nongkrong. Kebetulan hari sudah menjelang sore. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun