Saat  serombongan  biksu hendak menyeberangi sungai, mereka bertemu seorang gadis yang juga hendak menyeberang. Namun ia tak berani, sebab air sungai begitu deras.Â
Para biksu yang berpantang  bersentuhan dengan wanita takbisa berbuat apa-apa. Mereka saling mendorong untuk menolong wanita itu.Â
Sang Guru yang melihat muridnya takada yang berusaha menolong lalu spontan menggendong wanita itu menyeberangi sungai.Â
Bagaimana ini? Biksu cabul. Guru omong kosong. Berbagai pikiran buruk berkecamuk dalam pikiran para murid. Mau protes takberani.Â
Memahami hal ini, Sang Guru berkata, "Saya sudah melepaskan wanita itu di sana, kalian masih menggendongnya sampai di sini."
Tindakan orang bijak itu memang sering disalahpahami, tetapi mereka takpeduli. Karena kebaikan dan ketulusannya murni. Ini terbalik yang dialami penulis, acap kali disalahpahami sebagai orang bijak, padahal baru jadi keinginan dan sedang belajar.
Pernah saat ada kegiatan di tempat ibadah. Tiba-tiba seorang ibu jatuh pingsan saat hendak turun ke lantai satu.Â
Saya melihat kejadian segera menghampiri, sebagian besar pria yang berada dekat kejadian bingung. Mungkin mau  menolong, tetapi ingat  ada pantangan di tempat ibadah pria dan wanita tidak boleh bersentuhan.Â
Akhirnya saya yang datang  bak pahlawan menangani keadaan  memberi pertolongan pertama sambil menyuruh memanggil wanita dewasa untuk membantu.Â
Saat itu saya bisa bijak karena ingat kisah biksu menggendong gadis menyeberangi sungai. Di lain waktu saya lupa dan  bersentuhan dengan wanita, padahal  ia  sedang tidak membutuhkan pertolongan.Â
@cermindiri 01 Juni 2021