Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kompasiana, Kesetiaan, dan Plakat Penghargaan

3 Februari 2021   08:14 Diperbarui: 3 Februari 2021   08:14 742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Katedrarajawen  _Sebuah penghargaan memang penting, tetapi bukan yang utama. 

Siapa yang tidak ingin menerima penghargaan atas sebuah pencapaiannya? Pasti ingin. Yang membedakan adalah cara menyikapi. 

Senin, 1 Februari 2021 saya menerima kiriman sebuah plakat akrilik dari Pengelola Kompasiana sebagai penghargaan "Best  in Fiction 2020". Tentu saya terima dengan hati gembira dan membagikan kabar ini di kalangan terbatas. 

Sebenarnya niat saya cukup sampai di sini. Namun seorang sahabat, Kompasianer Bli Ketut--I Ketut Suweca--memberikan masukan agar menulis tentang hal ini sebagai inspirasi. Apa salahnya? 

Baik, hari ini saya berniat menulis sebagai wujud terima kasih pula kepada Pengelola Kompasiana yang telah memberikan apresiasi. 

Penghargaan sebagai "Best in Fiction" jujur harus saya katakan sungguh di luar pikiran saya. Karena di Kompasiana boleh dibilang saya sudah termasuk karatan dan sudah kehilangan momen. 

Pada awal penghargaan K-Awards 2011 saya sudah pernah masuk nomine dan berlanjut pada 2012. Hasilnya? Hanya bisa menghibur diri, belum waktunya jadi pemenang. 

Jadi, pada 2020 masuk nomine lagi, di kategori fiksi pula maka sedikit kaget juga. Tetap harus menerima. Tidak mungkin protes atau demo. Bersyukur saja. Itupun saya tidak yakin bisa menang karena menyadari kapasitas diri. 

Bila pada akhirnya penghargaan "Best in Fiction" saya terima, ini adalah buah dari kesabaran dan kesetiaan. Bukan karena kelebihan dan kehebatan saya dalam menulis fiksi. Ini kenyataan. Karena di Kompasiana masih banyak yang jauh punya kelebihan. 

Seperti yang telah saya tulis di awal bahwa sebuah penghargaan memang penting karena dapat menjadi motivasi selain kebanggaan. Namun bukan yang utama. Apabila melakukan satu hal semata mengejar penghargaan maka bisa jadi akan kehilangan esensi atas apa yang dilakukan. 

Sejatinya sebuah penghargaan mengingatkan diri untuk memberikan pembuktian bahwa ini memang layak untuk kita terima. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun