Adakah dalam hidup ini yang tiada berisiko? Bahkan ketika membuang  napas pun ada kemungkinan  takbisa lagi menarik kembali.Â
Katedrarajawen _25 Januari 2021, 20:45 WIBÂ
Apapun itu, saya akan siap divaksin kapan pun seperti yang telah diterima oleh Presiden Jokowi, Rabu, 13 Januari 2021. Itulah pertama kali Indonesia melakukan program vaksinasi Covid-19 produk Sinovac, CoronaVac. Kemudian akan berlanjut  bertahap untuk seluruh rakyat Indonesia secara gratis.Â
Karena sampai saat ini metode vaksin dianggap merupakan cara terbaik untuk mencegah penularan. Walau pun masih timbul pro dan kontra. Bahkan ada yang secara terang-terangan menolak divaksin karena menganggap vaksin yang digunakan sangat berisiko.Â
Belum isu lainnya yang berkenaan dengan urusan agama, vaksin produksi China, dan ketakutan entah apalagi. Apakah ini ada unsur kesengajaan untuk menciptakan ketakutan. Entahlah.
 Menurut hasil uji klinis efikasi  CoronaVac ada pada angka 65,3% artinya ada risiko sekitar 35%, tetapi sudah mendapat persetujuan untuk digunakan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Ini untuk kondisi darurat.Â
Membaca data yang ada bahwa setelah menerima vaksin pun  tidak menjamin 100% akan bebas dari Covid-19. Pola hidup sehat dan taat protokol kesehatan tetap harus menjadi prioritas.Â
Apakah karena masih ada risiko walaupun sudah divaksin membuat ragu? Apalagi ditambah isu-isu yang tidak bertanggung jawab tentang sisi negatif vaksin yang akan digunakan.Â
Dalam hidup ini setiap manusia memiliki kehendak bebas untuk memilih. Apapun itu adalah pilihan. Termasuk tidak memilih sekalipun.Â
Kehidupan mengajarkan bahwa yang berani mengambil risiko maka keberhasilan hidup akan lebih besar. Walaupun risiko gagal selalu ada, tetapi kegagalan adalah 100% bagi mereka yang memilih untuk tidak memilih.Â
Mereka yang berani melangkah ke pantai akan melihat indahnya senja dan desiran suara ombak dibandingkan mereka yang duduk diam di dalam rumah karena takut tergulung ombak.Â
Kerap ketakutan itu muncul bukan karena murni apa yang dikatakan benar-benar menakutkan, tetapi lebih oleh rasa takut yang berlebihan oleh pengaruh cerita atau pengalaman orang lain. Padahal pengalaman orang lain  takbisa  menjadi patokan kebenaran secara umum.Â
Ini yang selalu menjadi pembelajaran buat diri sendiri. Bahwa menyikapi suatu hal jangan hanya dengan persepsi, tetapi perlu menyertai dengan akal sehat nan bijaksana.Â
Sejatinya meminjam setiap peristiwa kehidupan  semakin menumbuhkan dan menambah bijaksana diri ini dalam menyikapi hidup. Tidak selalu  hidup dalam pengaruh orang lain dan tidak hidup  mengikuti katanya. Ini lebih lebih berisiko.Â