Apa yang paling seru setiap menjelang akhir tahun sebagai penulis di Kompasiana (kompasianer)? Tukar kado? Bakar jagung dan sate? Bukan itu. Bukan tradisi di Kompasiana.Â
Hal yang paling ditunggu seorang kompasianer setiap tahunnya adalah ajang kopi darat yang rutin diadakan setiap tahun sejak 2011.
Karena bisa seru-seruan saling  bertemu. Berpelukan juga boleh. Malah ada yang sambil bertukar makanan.Â
Bagaimana tidak seru dan heboh? Saya masih masih ingat saat  itu ada sebagian kompasianer masing-masing membawa makanan.Â
Begitu saya datang langsung disuruh makan, tentu tidak menolak. Soalnya pas lapar. Jadi kenyang deh. Yang lain juga tidak mau kalah ikut makan. Walau ada yang malu-malu.Â
Saking hebohnya sampai pihak keamanan harus mengamankan. Karena saking serunya semua makanan digelar di lantai, lupa kalau lagi di mall.Â
Angan kembali melayang ke acara Kompasianival pertama yang digelar pada 10 Desember 2011 di f-Cone, Plaza FX , Jakarta. Itulah keseruan pertama kali bertemu dengan sesama kompasianer dan pertama kali jadi nomine. Lupa masuk kategori apa. Yang pasti tidak terpilih jadi yang terfavorit.Â
Sewaktu hendak pulang hujan sangat lebat, seakan mengiringi kesedihan saya waktu itu hahaha...Â
Ya, selain keseruan bertemu dengan para kompasianer dari berbagai daerah, bahkan dari luar negeri. Ajang Kompasiana Awards adalah salah satu yang paling seru dan ditunggu. Apalagi yang jadi nomine. Mungkin ada yang sampai susah tidur. Siapa tahu?Â
Dari acara Kompasianival inilah saya dapat bertemu dengan para kompasianer dari berbagai daerah. Yang sampai saat ini masih ada yang terus berhubungan.Â
Bang Agus Rahmat Koto dari Medan, Dokter Posma Siahaan dari Palembang, Bang Ibay Benz Eduard dari Manado, Diak Fitri Y. Yeye, Pak Johan Wahyudi dan Pak Teguh Heryawan dari Jawa Timur, Kompasianer Yogya dengan Komunitas Chanting, Bu Selsa dari Temanggung, Mas Agung Soni dari Bali. Siapa lagi ya?Â