Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

I Ketut Suweca: Kerendahan Hati nan Bijaksana

29 September 2020   16:02 Diperbarui: 29 September 2020   16:03 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Facebook/Ketut Suweca

I KETUT SUWECA 

Katedrarajawen _Inilah sosok penuh kerendahan hati di Kompasiana dan kehidupan nyata. I Ketut Suweca. Ia yang bijaksana. 

Karakter luhur hasil bimbingan dan harapan orangtua, yang menjadi prinsip hidupnya di mana saja.

Empati selalu diwujudkan kepada sesama tanpa memandang SARA.  Prinsip hidup Bhineka Tunggal Ika merasuk ke dalam jiwa. 

Tekun belajar walau sudah bergelar sarjana. Membaca buku tak pernah lupa. Tak pernah sungkan belajar kepada yang lebih muda. 

Eksis menulis sebagai salah satu jalan hidup menjadi berguna. Menulis apa saja menandakan berpengetahuan luas, keilmuan yang luar biasa. 

Sungguh pria Bali yang memiliki kharisma. Bukan sekadar kata-kata. Penampilan selalu bersahaja. 

Urusan rohani tiada lalai di antara kesibukan dunia. Karena Suweca itu bijaksana sehingga keseimbangan hidup terjaga. 

Wawasan  luas menjadi kelebihannya. Itulah hasil dari luasnya pergaulan dan hobi membaca. 

Estungkara, kesanggupan menghadapi masalah yang ia miliki karena telah melalui kehidupan bagai candradimuka. 

Cinta kasih ajaran kehidupan universal selalu menjadi pedoman sang Bli dalam hidup sehari-hari sebagaimana ia berpegang teguh pada Panca Srada. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun