Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Papi Tidak Panik?

22 September 2020   07:49 Diperbarui: 22 September 2020   17:15 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Canva /katedrarajawen


Katedrarajawen _"Papi tidak panik lihat jarinya begitu?" 

Itulah pertanyaan anak  dalam perjalanan mengantar saya ke rumah tukang urut yang biasa kami pergi. 

Mungkin ia penasaran karena melihat saya masih tenang-tenang dan bercanda setelah mendapat kecelakaan. Celana sobek dan jari bengkok plus bengkak. 

"Tidak panik." 

Itulah jawaban saya. "Buat apa panik? Sudah kejadian." Kata-kata lanjutan untuk menenangkan. 

Mengapa saya katakan demikian?

Sebenarnya ada juga muncul panik dan semacam kata 'andaikan... ', hanya segera saya tepis agar tidak mengisi celah pikiran. Buat apa? 

Kepanikan justru akan menambah berat pikiran. Menambah rasa sakit. Menambah masalah baru. 

Begitulah yang kerap terjadi biasanya. Ada masalah atau kecelakaan yang tampil ke depan si panik mencari muka. 

Masalahnya itu selanjutnya yang menjadi muka kita. Muncul wajah panik. Tambah masalah. Semakin celaka. Bukankah semakin menderita? 

Oleh sebab itu, saya katakan tidak panik, walau dalam hati ada sedikit merasakan. Namun saya pendam dalam-dalam. Saya bungkam sebelum menjadi tuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun