Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mabuk Kata

2 Juli 2020   21:10 Diperbarui: 2 Juli 2020   21:12 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar :Canva /katedrarajawen


Katedrarajawen _Tolong. Bagi siapapun yang kebetulan atau tidak sengaja membuka tulisan ini. Sebelum lanjut membaca. Saya peringatkan. 

Apabila saudara merasa orang sadar. Jangan lanjutkan membaca. Tetapi bila saudara merasa orang yang sedang mabuk. Silahkan lanjut. Sebab yang menulis adalah pemabuk kata. Sesama pemabuk  tidak akan saling mengganggu. 

Bagaimana tidak? Ia sendiri sering tidak sadar apa yang ditulisnya. Ketika ada yang kutip dan dibaca, masih tidak sadar itu ia sendiri yang menulis. Dasar pemabuk. 

Sebab itu jangan mudah mabuk oleh kata. Menganggap kata sebagai kebenaran. Tidak. Kata-kata bukan kebenaran. Tidak ada kebenaran dalam kata-kata. 

Ibarat jari menunjuk pada bulan. Jari bukanlah bulan. Jari hanya menunjukkan bahwa  ada bulan di sana. Tidak ada bulan di dalam jari. 

Ketika jari menunjuk ke arah bulan, pasti pandangan orang akan melihat ke arah bulan. Tidak melihat ke jari lagi. Demikianlah kata ibarat jari. Bulan itulah kebenarannya. 

Apabila kita melekat pada jari, maka tidak akan dapat melihat bulan. Sama halnya, bila kita melekat pada kata, maka tidak akan menemukan kebenaran. 

Tenang. Sesama orang mabuk kata. Tidak akan meributkan masalah ini. Namanya juga mabuk. 

Di dunia ini memang banyak pemabuk. Yang hebat para pemabuk  tidak sadar kalau ia sedang mabuk. 

Lihatlah tukang mabuk minuman keras. Dibilang mabuk akan marah-marah. "Apa lu bilang? Gue mabuk? Lu yang mabuk kali!" 

Begitu juga orang yang mabuk agama. Pasti tidak sadar. Sebab itu biar salah tetap akan merasa paling benar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun