Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Skenario

27 Desember 2019   12:23 Diperbarui: 27 Desember 2019   12:29 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Canva/katedrarajawen

Adakah orang yang benar-benar baik, sabar, pemaaf, ikhlas nan bijaksana? Ada. Tidak usah jauh-jauh mencarinya. Serius? Ya, di televisi! 

Jangan tertawa. Ini bukan sedang bercanda. Kenyataan. 

Dalam sinetron - sinetron yang  ditayangkan di stasiun televisi, kita sering menemukan kisah hidup dengan tokoh yang sangat baik dan sabar. Selalu memaafkan apapun perlakuan yang ia terima. 

Suami yang sabar menghadapi istri yang kecanduan belanja. Suami protes malah didamprat dan dihina. Istrinya punya pacar lagi supaya terus bisa belanja. Sabar. Tidak mengamuk. Ujung-ujungnya tetap memaafkan. 

Di lain kisah suami yang selingkuh, istri diusir. Dari rumah mewah tinggal di kontrakan. Tidak marah. Ikhlas. Sabar. Tetap, ujungnya memaafkan juga. 

Ada juga kisah orangtua yang diperlakukan semena-mena oleh anaknya. Anak durhaka. Sabar menerima dan selalu mendoakan. Tidak marah atau melawan. Sampai anaknya sadar dan meminta maaf. 

Ada lagi kisah mertua yang disiksa menantu. Lagi sang mertua sabar sekali menerima semua perlakuan. Tidak melawan. Apalagi mengutuk dengan sumpah serapah. Sampai akhirnya si menantu sadar. 

Yang jadi penonton bingung dan gregetan. Mungkin saking kesalnya mau melempar sendal. Kalau tidak sayang televisinya. 

Saya juga tidak habis pikir. Kenapa ada orang bisa sebaik itu? Padahal jawabannya sangat sederhana sekali. 

Semua bisa terjadi. Ada orang sebaik itu, karena pemerannya mengikuti skenario yang ada. Bermain sesuai arahan sutradara. Tokoh dalam cerita yang ada bisa sebaik itu, karena bermain sesuai dengan skenario yang menghendaki. 

Sederhana, bukan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun