Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Bola

Pelanggaran

10 Desember 2018   10:07 Diperbarui: 10 Desember 2018   10:28 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam duel seru yang menentukan juara kompetisi Liga 1 Indonesia antara Persija Jakarta versus Mitra Kukar  di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu sore (9/12/2018) ada peristiwa yang menarik perhatian.

Bukan soal kemenangan Persija yang akhirnya meraih tropi tertinggi kompetisi persepakbolaan Indonesia. Ada dua momen yang memunculkan pemikiran.

Pertama kejadian di depan gawang Mitra Kukar. Terjadi gangguan yang dilakukan pemain Persija atas penjaga gawang Mitra, sehingga tidak bisa melakukan penyelamatan untuk mencegah terjadinya gol.

Atas kejadian ini para pemain termasuk juga pelatih Mitra melakukan protes keras kepada wasit yang tetap mengesahkan gol Persija. Padahal sebelumnya terjadi pelanggaran atas penjaga gawangnya.

Wasit tetap pada keputusannya. Walau keputusan ini berbau kontroversial dan bisa saja adalah sebuah kesalahan. Keputusan sudah diambil. Bagaimana lagi. Dalam kondisi ini sulit sekali wasit bisa mengubah keputusan yang telah diambil.

Kecuali di Liga 1 sudah menggunakan teknologi VAR atau video assistant referee, sehingga wasit bisa melihat ulang momen yang menjadi kontroversial lalu mengambil keputusan dengan benar 

Begitulah dalam kehidupan yang mungkin juga terjadi pada kita sebagaimana yang dialami pada seorang wasit. Walau telah mengambil keputusan yang salah sulit untuk mengubahnya karena kondisi dan situasi atau aturan. Bisa jadi juga karena memang tidak menyadari apa yang terjadi adalah sebuah kesalahan.

Ketika kita mengambil sebuah keputusan yang sebenarnya salah, tetapi kita meyakini sudah benar. Padahal orang-orang di dekat kita sudah mengingatkan. Baik secara lembut maupun dengan keras, kita bergeming dan tetap melakukan hal yang sebenarnya salah itu. Akhirnya penyesalan yang ada. Apa guna?

Kedua, bola terkena tangan pemain Persija yang berada di area pinalti yang konsekuensinya berbuah pinalti. Dalam tayangan ulang berkali-kali terlihat jelas bola memang mengenai tangan pemain tersebut.

Namun anehnya si pemain tetap melakukan protes ke wasit dengan menunjuk ke arah paha. Pasti maksudnya bahwa bola tidak mengenai tangan tetapi pahanya.

Ini sama seperti ketika kita sudah melakukan kesalahan tetap tidak mau terima dan masih mencari alasan yang tidak masuk akal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun