Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kemiskinan

9 Juli 2018   09:01 Diperbarui: 9 Juli 2018   09:22 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidupku boleh miskin secara materi, tetapi tidak boleh memiliki hati yang iri. Kemiskinan tak lantas membuat aku mengasihi diri, sehingga demi hidup lalu mencuri. Kemudian membenarkan 'tak apa-apa, Tuhan juga memaklumi.'

Hidup dalam kemiskinan tidak boleh juga membuat aku membenarkan diri, mengambil keuntungan yang orang lain miliki. Berkata pada diri,"Tidak apa-apa ini, toh dia sudah berlebih."

Atas nama kemiskinan tidaklah pantas aku menipu sana-sini, lalu membela diri "Tak apa-apa demi memertahankan hidup ini."

Kemiskinan tidak boleh pula membuatku mencampakkan nurani. Namun tetap harus membuat aku menjaga perilaku dan berbudi pekerti. Selalu mengingatkan diri,"Nilai kehidupan adalah dari perilaku hidup sehari-hari dan semesta akan melihat dengan jelas sekali."

Kemiskinan tidak seharusnya membuatku menghinakan diri, dan terus hidup dalam kemiskinan hati. Harus berani mengubah diri dalam persepsi. "Kesalahan tetaplah kesalahan siapapun yang melakukan tidak peduli."

Tak masalah didera kemiskinan pada hidup masa kini, tetapi jangan pula miskin hati untuk memupuk rejeki dan pahala demi kehidupan di kemudian hari. Berjayalah pada diri,"Hidupku boleh miskin, tetapi tidak akan kehilangan harapan dan melakukan kebaikan setiap hari."

||Refleksiuntukmenerangidiri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun