Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengetuk Pintu Kesadaran

19 April 2018   08:26 Diperbarui: 21 April 2018   20:13 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Entah sudah berapa waktu tertidur pulas berlama-lama dalam mimpi. Berkelana ke sana-sini. Hidup dalam kenikmatan duniawi. Lupakan akan sejati diri dan tujuan yang hakiki.

Yang ada selalu pembenaran jurus manusiawi, lupa semua adalah penyesatan diri. Bahwa untuk dosa itu tiada toleransi. Demikianlah bila kesadaran berdiam diri tak berfungsi.

Ke mana kesadaran ini pergi? Terbius aroma warna-warni duniawi. Tak heran berlumuran noda kesalahan pun masih berani berbangga diri. Rasa malu bersembunyi. Caci-maki menebar benci jadi menu sehari-hari.

Adakah pintu kesadaran terketuk oleh siraman rohani atau cahaya Ilahi? Terbangun dan tertidur lagi atau sang penghuni sudah mati  dalam sunyi?

Ketuk dan ketuklah sekali lagi pintu kesadaran ini. Berharap sang kesadaran hanya mati suri.

||Refleksihatiuntukmenerangidiri

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun