Entah sudah berapa waktu tertidur pulas berlama-lama dalam mimpi. Berkelana ke sana-sini. Hidup dalam kenikmatan duniawi. Lupakan akan sejati diri dan tujuan yang hakiki.
Yang ada selalu pembenaran jurus manusiawi, lupa semua adalah penyesatan diri. Bahwa untuk dosa itu tiada toleransi. Demikianlah bila kesadaran berdiam diri tak berfungsi.
Ke mana kesadaran ini pergi? Terbius aroma warna-warni duniawi. Tak heran berlumuran noda kesalahan pun masih berani berbangga diri. Rasa malu bersembunyi. Caci-maki menebar benci jadi menu sehari-hari.
Adakah pintu kesadaran terketuk oleh siraman rohani atau cahaya Ilahi? Terbangun dan tertidur lagi atau sang penghuni sudah mati dalam sunyi?
Ketuk dan ketuklah sekali lagi pintu kesadaran ini. Berharap sang kesadaran hanya mati suri.
||Refleksihatiuntukmenerangidiri