Emosi, ya hanya oleh emosi yang tak terkendali, akhirnya harus menyesali. Semua ini tiada arti. Sebab luka telah terjadi. Tercipta sengketa dan benci. Yang sulit terobati.
Bila emosi telah menjadi teman sejati, akan selalu melekat ke mana pergi. Demi harga diri, dan jadi tuanlah sang emosi. Sedikit pemicu pelampiasan terjadi.
Emosi, membuat lupa siapa sesungguhnya  diri. Tidak lagi malu pertunjukan emosi. Walau ada mata memandang  risih dan tertawa geli. Tetap tak tertahan lagi.
Memang sungguh lucu dengan si emosi. Walau membakar hati, selalu ada pembenaran diri, dan bahwa emosi itu manusiawi. Di mana sesungguhnya kelemahan tak mampu mengendalikan diri.
Berharap segera ada perubahan diri, untuk berlatih dan emosi terkendali, tak mungkin memintanya pergi, sebab ia adalah bagian dari kehidupan ini.