Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Cara Ampuh Menghadapi Aksi Trolling

10 Desember 2012   14:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:53 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang akan Anda lakukan bila menemukan sebuah tulisan atau komentar yang berkonotasi memancing kemarahan?

Balas menyerang, sehingga terjadi saling menyerang dan debat kusir yang berkepanjangan atau diam saja?

Membaca buku 'Citizen Journalism' yang ditulis Kang Pepih atau Pepih Nugrha yang melahirkan blog keroyokan bernama 'Kompasiana'. Saya menemukan sebuah kata yang cukup asing. Yakni 'trolling'.

Apa itu trolling?

Mengutip dari buku 'Citizen Journalism' yang secara sederhana saya tuliskan kembali: Dalam dunia internet, trolling diartikan sebagai perilaku seseorang yang menulis atau berkomentar di komunitas online yang bertujuan untuk memprovokasi dan memancing emosi.

Misalnya menulis yang menyerang ke pribadi kita atau berkomentar kasar yang tidak sesuai dengan topik yang sedang dibahas.

Si pelakunya ini yang disebut troller. Troller bisa diartikan sebagai provokator di dunia maya.

Bagi kita yang saban hari berselancar di dunia maya atau khususnya di Kompasiana pasti perlu menemukan yang namanya troller. Mungkin malah pernah berhubungan.

Ya, yang namanya pengacau suasana tidak di dunia nyata, di dunia maya keberadaannya selalu ada. Kadang memang menyebalkan dan bikin naik darah.

Baru-baru ini saya menemukan sebuah komentar kompasianer lain yang menyindir saya sebagai pemuja Messi. Karena seringnya menulis tentang sosok ini.

Saya tersenyum kecut dan spontan ingin membalas komentarnya. Namun saya menahan diri dan berpikir ulang. Apa gunanya melayani orang yang berikap nyinyir?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun