Sebut saja namanya Maman. Umur 20-an. Asal dari salah satu daerah  "penghasil" TKI terbesar Propinsi Jawa Barat. Tubuhnya cukup atletis karena sehari-harinya bekerja di sawah membantu ayahnya. Kadang juga nyambih kerja bangunan ikut temannya di kota. Hidup dalam kemiskinan dan melalui hari-hari yang membosankan di kampung, membuat Maman nekat saat diajak temannya untuk bekerja di Arab Saudi. Keinginan Maman hanya satu, ingin punya duit banyak, sehingga bisa hidup layak.
Mimpi indah memiliki banyak uang lebih menjadi bayangan yang mengiurkan, daripada kisah-kisah tragis yang dialami orang-orang di kampungnya. Kisah perkosaan dan membawa janin pulang warga di kampungnya tak sedikit pun  menggetarkan langkahnya. Toh itu dialami oleh para wanita. Pikir Maman.
Dengan biaya dari hasil menjual tanah milik orangtuanya, maka pada hari yang ditentukan oleh agen tenaga kerja, berangkatlah Maman bersama beberapa teman di kampungnya dengan harapan menjulang tinggi akan masa depannya.
Sesampainya di Saudi, betapa senangnya Maman karena tak lama kemudian ia di tempatkan di sebuah rumah majikan yang kaya raya di Jeddah. Maman bekerja membantu mengurus rumah dan kebun indah nan luas. Cocok dengan pekerjaannya di kampung, pikirnya. Menyenangkan.
Bulan pertama tak ada masalah. Gaji lancar dan majikan juga kebetulan jarang di rumah. Karena sebagai pengusaha, majikannya sering berkelana mengurus bisnisnya. Sedang majikan wanita pun banyak  urusan ke luar negeri menikmati hidup.
Maman menikmati pekerjaannya dengan santai dan merasa betah tinggal di rumah yang begitu mewah dan luas. Kebanyakan yang bekerja adalah wanita. Hanya Maman yang berjenis kelamin pria dari beberapa pekerja di rumah itu.
Tetapi kenyamanan Maman menikmati pekerjaan mulai terganggu sejak majikan wanitanya sering berada di rumah. Diam-diam menggodanya. Pandangan-pandang sang majikan menjadi tak biasa.
Suatu hari, dengan alasan untuk membenarkan kerusakan yang ada di kamar mandi majikannya, Maman di paksa untuk melayani nafsu seks majikan wanitanya yang sedang memuncak. Sebagai lelaki, Maman tentu saja memiliki nafsu dan lepas kendali dalam nafsu birahinya.
Tetapi rasa takut membuatnya menjadi tak bergairah seketika. Maman berusaha menghindar karena takut ketahuan majikan prianya, bisa jadi masalah. Namun, majikan wanitanya mengancam, bila Maman tak mau melayani nafsunya, maka Maman akan dituduh telah berani masuk ke kamar dan hendak mengganggunya.
Apa boleh buat. Dengan terpaksa Maman harus melayani nafsu birahi majikannya yang begitu buas. Walaupun Maman menikmati, tetapi ia kelelahan juga. Karena hari itu majikannya tidak cukup puas dilayani sekali saja. 'Onderdir' Maman yang masih orisinil membuat majikannya ketagihan.
Sejak itu, Maman harus menjadi budak-budak nafsu bagi majikan wanitanya. Tak sampai disitu, ternyata majikannya juga mengajak beberapa saudara wanitanya untuk menikmati kejantanan lelaki dari Indonesia itu.