Mohon tunggu...
Katedrarajawen
Katedrarajawen Mohon Tunggu... Penulis - Anak Kehidupan

Merindukan Pencerahan Hidup Melalui Dalam Keheningan Menulis. ________________________ Saat berkarya, kau adalah seruling yang melalui hatinya bisikan waktu terjelma menjadi musik ... dan berkarya dengan cinta kasih: apakah itu? Itu adalah menenun kain dengan benang yang berasal dari hatimu, bahkan seperti buah hatimu yang akan memakai kain itu [Kahlil Gibran, Sang Nabi]

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Maman, Tak Kuasa Menolak Diperkosa Majikan Wanitanya

21 Juni 2011   15:28 Diperbarui: 23 Mei 2018   19:26 782334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebut saja namanya Maman. Umur 20-an. Asal dari salah satu daerah  "penghasil" TKI terbesar Propinsi Jawa Barat. Tubuhnya cukup atletis karena sehari-harinya bekerja di sawah membantu ayahnya. Kadang juga nyambih kerja bangunan ikut temannya di kota. Hidup dalam kemiskinan dan melalui hari-hari yang membosankan di kampung, membuat Maman nekat saat diajak temannya untuk bekerja di Arab Saudi. Keinginan Maman hanya satu, ingin punya duit banyak, sehingga bisa hidup layak.

Mimpi indah memiliki banyak uang lebih menjadi bayangan yang mengiurkan, daripada kisah-kisah tragis yang dialami orang-orang di kampungnya. Kisah perkosaan dan membawa janin pulang warga di kampungnya tak sedikit pun  menggetarkan langkahnya. Toh itu dialami oleh para wanita. Pikir Maman.

Dengan biaya dari hasil menjual tanah milik orangtuanya, maka pada hari yang ditentukan oleh agen tenaga kerja, berangkatlah Maman bersama beberapa teman di kampungnya dengan harapan menjulang tinggi akan masa depannya.

Sesampainya di Saudi, betapa senangnya Maman karena tak lama kemudian ia di tempatkan di sebuah rumah majikan yang kaya raya di Jeddah. Maman bekerja membantu mengurus rumah dan kebun indah nan luas. Cocok dengan pekerjaannya di kampung, pikirnya. Menyenangkan.

Bulan pertama tak ada masalah. Gaji lancar dan majikan juga kebetulan jarang di rumah. Karena sebagai pengusaha, majikannya sering berkelana mengurus bisnisnya. Sedang majikan wanita pun banyak  urusan ke luar negeri menikmati hidup.

Maman menikmati pekerjaannya dengan santai dan merasa betah tinggal di rumah yang begitu mewah dan luas. Kebanyakan yang bekerja adalah wanita. Hanya Maman yang berjenis kelamin pria dari beberapa pekerja di rumah itu.

Tetapi kenyamanan Maman menikmati pekerjaan mulai terganggu sejak majikan wanitanya sering berada di rumah. Diam-diam menggodanya. Pandangan-pandang sang majikan menjadi tak biasa.

Suatu hari, dengan alasan untuk membenarkan kerusakan yang ada di kamar mandi majikannya, Maman di paksa untuk melayani nafsu seks majikan wanitanya yang sedang memuncak. Sebagai lelaki, Maman tentu saja memiliki nafsu dan lepas kendali dalam nafsu birahinya.

Tetapi rasa takut membuatnya menjadi tak bergairah seketika. Maman berusaha menghindar karena takut ketahuan majikan prianya, bisa jadi masalah. Namun, majikan wanitanya mengancam, bila Maman tak mau melayani nafsunya, maka Maman akan dituduh telah berani masuk ke kamar dan hendak mengganggunya.

Apa boleh buat. Dengan terpaksa Maman harus melayani nafsu birahi majikannya yang begitu buas. Walaupun Maman menikmati, tetapi ia kelelahan juga. Karena hari itu majikannya tidak cukup puas dilayani sekali saja. 'Onderdir' Maman yang masih orisinil membuat majikannya ketagihan.

Sejak itu, Maman harus menjadi budak-budak nafsu bagi majikan wanitanya. Tak sampai disitu, ternyata majikannya juga mengajak beberapa saudara wanitanya untuk menikmati kejantanan lelaki dari Indonesia itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun