Mohon tunggu...
Katarina Widhi Arneta Sari
Katarina Widhi Arneta Sari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

sedang belajar dan terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Film

Poin Penting Film "Love For Sale 2" (2019) yang Mampu Buat Penonton Terkesima!

20 Oktober 2020   13:38 Diperbarui: 20 Oktober 2020   13:51 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menjadi sekuel dari film terdahulunya yang tayang pada tahun 2018, Love For Sale 2 (2019) mampu memenuhi ekspektasi penontonnya. Naskah yang digodok dengan serius dan dibumbui konflik yang berbeda dari yang sebelumnya membuat film ini layak masuk ke dalam kategori film terfavorit penonton.

1. Memiliki nilai yang dekat dengan penonton

Penceritaan LFS 2 mampu membuat penonton terngiang-ngiang dengan tokoh Bu Ros sebagai Ibu dari keluarga Si Kumbang. Terdiri dari tiga anak laki-laki Ndoy, Ican, dan Buncun yang telah bertumbuh dewasa. Menjadi seorang mertua juga membuat Bu Ros sensi setiap melihat kedatangan dari anak dan menantunya.

imdb.com
imdb.com

Anggapan mertua yang cerewet dilatar belakangi oleh tidak setujunya Bu Ros pada pilihan Ndoy yang memilih menikahi Maya yang seorang janda. Walaupun selalu dianggap menantu yang tidak memenuhi kriteria Bu Ros, Maya tetap berusaha menarik simpati sang mertua. Hal ini membuat tokoh Bu Ros dapat menjadi cerminan bagaimana mertua bertindak ketika pilihan sang anak tidak sesuai dengannya.


Selain memberikan pengaruh pada penonton, penggunaan teknik dalam film seperti longtake atau biasa disebut continous shot menjadi daya tarik tersendiri yang digambarkan dalam film ini. Sutradara Andi Bachtiar Yusuf, mampu memberi warna dengan teknik pengambilan gambar yang tidak terputus. Misalnya pada scene pernikahan salah seorang kerabat keluarga dan scene kematian Pak Giran.

2. Bergenre drama romantis namun tidak "menye-menye"

Bergenre drama romantis, Film LFS 2 mengisahkan Ican yang mulai dihadang oleh perintah sang ibu untuk segera menikah. Ican menjadi harapan satu-satunya bagi sang ibu karena kehidupan pernikahan Ndoy bersama Maya dan Buncun dengan Endah yang bercerai. Hingga akhirnya, Ican dengan segala pertimbangannya, menginstall aplikasi Love.Inc untuk mencari wanita bayaran bernama Arini Chaniago.


Genre film ini juga dapat dilihat dari poster yang menampakkan meja makan yang dikelilingi oleh keluarga Ican dan Arini di atas meja. Menurut sang sutradara, hal ini bermaksud bahwa Arini dalam film menjadi suguhan atau hidangan bagi seluruh keluarga. Maksudnya, Arini yang pada film pertama hanya berurusan dengan Richard namun di sekuelnya kali ini, Arini harus juga menghadapi seluruh keluarga Ican terutama Bu Ros.

Selain dapat dilihat dari poster, genre dari sebuah film juga bisa dilihat dari judul yang digunakan. Jelas bahwa film ini merupakan film romansa karena dalam judulnya memakai kata "Love". 

3. Muncul karena pandangan dari sutradara

Film LFS 2 mengarah pada paradigma fenomenologi, di mana fenomena perilaku manusia yang dialami dalam kesadaran diintepretasikan menjadi suatu konsep. Dalam Film Love For Sale 2 (2019) ini dibuat karena banyaknya orang tua yang selalu menekan anak mereka dengan pertanyaan "Kapan nikah?" dan "Kapan punya pacar?". Sehingga memang balutan cerita LFS 2 (2019) digambarkan dekat dengan kehidupan penonton.

imdb.com
imdb.com

Penggambaran Ican yang berumur 32 tahun namun masih single dan sering bergonta-ganti pasangan menjadi cerminan kehidupan anak metropolitan masa kini. Hal ini juga yang menjadi kekhawatiran Bu Ros karena dari ketiga anaknya, hanya Ican yang masih belum menikah.


Hingga Bu Ros yang menyadari Ican tidak akan cepat dalam mencari perempuan akhirnya turun tangan. Bu Ros yang mencoba memperkenalkan Ican dengan wanita berhijab dan juga keturunan Minang untuk kenal lebih jauh dengannya. Namun, Ican yang berkiblat ke budaya barat memilih untuk tidak berkenalan lebih jauh dengan wanita tadi.

4. Promosi yang kreatif dan unik

Visinema Pictures sebagai rumah produksi dari Film Love For Sale 2 (2019) membuat promosi yang kreatif dan mampu membuat gerakan di dunia maya. Misalnya dimulai dengan munculnya tagar #AriniJahat yang bermula dari kekesalan penonton pada akhir Film Love For Sale 1 di tahun 2018 dan muncul trending kembali di tahun 2019.

https://images.app.goo.gl/CCR6TYMDkh1wnmTJ6
https://images.app.goo.gl/CCR6TYMDkh1wnmTJ6


Promosi melalui iklan yang kreatif ada pada poster #MencariArini yang muncul dan mendapat respon beragam dari seluruh penikmat film maupun figur publik. Promosi seperti ini mengingatkan kita pada poster orang hilang ataupun poster sedot wc yang ditempel pada tembok dan tiang listrik. Bahkan, selain ditempel di tiang listrik atau tembok, poster #MencariArini juga dijadikan baliho raksasa.

https://images.app.goo.gl/ci4fL5vKQdJ4VztU9
https://images.app.goo.gl/ci4fL5vKQdJ4VztU9

5. Angkat nilai feminisme

Nampaknya, dalam film ini terdapat sisi-sisi feminisme yang melekat di peran Arini ataupun Bu Ros. Feminisme liberal merupakan paham yang berdasar pada kebebasan yang merupakan hak setiap individu. Fokus utama dari aliran ini adalah kebebasan dan kesetaraan yang berakar pada rasionalitas. 

Bu Ros yang selama ini mendidik anak-anaknya dengan seluruh kemampuannya membebaskan apapun pilihan yang diambil oleh mereka. Walaupun memiliki ketidak setujuan pada setiap pilihan anaknya, Ia tetap memberikan nasihat ataupun kritiknya.

imdb.com
imdb.com

Tokoh Arini yang mampu berdiri dengan kakinya sendiri selama di Jakarta, mampu menunjukkan sisi feminisnya. Dalam filmnya, penceritaan latar belakang atau masa lalu Arini masih begitu misterius. Ini menjadi tanda tanya besar siapa sebenarnya Arini Chaniago itu. 

Arini yang terlihat selalu siap sedia ketika diajak menemani ngobrol, pergi ke pasar, hingga memasak mampu meluluhkan hati seorang Bu Ros. Sikapnya yang bagai oase di tengah gurun memberikan warna bagi Ican yang mulai timbul perasaan nyaman pada Arini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun