Mohon tunggu...
Reza Fahlevi
Reza Fahlevi Mohon Tunggu... Jurnalis - Direktur Eksekutif The Jakarta Institute

"Bebek Berjalan Berbondong-bondong, Elang Terbang Sendirian"

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pilkada 2020 dan Manifestasi Kebaikan Bersama

29 September 2020   23:56 Diperbarui: 29 September 2020   23:58 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - Istimewa

Selain dengan tema debat yang lebih di fokuskan kepada upaya dan gagasan masing-masing pasangan calon untuk menangani penyebaran covid-19, ultimatum/propaganda kampanye masing-masing pasangan calon sebagai perwakilan mayarakat akan sangat berpengaruh terhadap kesadaran masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan. 

Pasangan calon harus menjadi rule of model atau contoh bagi masyarakat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan. Hal ini sangat penting untuk membangun kesadaran masyarakat dan membuat masyarakat saling menjaga satu sama lain.

2. Stabilitas Situasi Politik

Urgensi pelaksanaan pilkada 2020 yang selanjutnya adalah untuk menciptakan stabilitas dari situasi politik. Mau tidak mau dan suka ataupun tidak, jika pemilihan kepala daeah 2020 harus diundur akan menyebabkan kerugian yang cukup besar dalam politik. Jika 270 daerah dengan masing-masing pasangan calonnya memprotes penyelenggara karena dianggap melanggengkan kekuasaan pejabat daerah sebelumnya tentu akan memicu konflik horizontal diantara masyarakat dan akan menyebabkan instabilitas politik nasional. 

Kerusuhan dan kisruh antar masyarakat tentu tidak bisa dielakan jika hal tersebut benar-benar terjadi. Maka pilkada 2020 ini tetap dilaksanakan meskipun dalam kondisi yang tidak memungkinkan, tujuannya ialah untuk menjaga stabilitas dan situasi politik di negara ini.

3. Menyelamatkan Sektor Ekonomi

Sektor politik bukan satu-satunya yang akan terdampak jika pilkada 2020 ini kembali ditunda, sektor ekonomi pun akan sangat terdampak. 

Bagaimana dengan APBD yang memang sudah seharusnya selesai dan habis dimasa pemerintahan sebelumnya dan roda pemerintahan tetap berjalan? tentu hal tersebut akan sangat berpengaruh terhadap kebijakan politik yang diambil. 

Setiap kebijakan akan sangat minim biaya dan menyengsarakan rakyat dari sektor ekonomi. Dan saat ekonomi masyarakat terganggu, bukan tidak mungkin gelombang besar masyarakat akan tercipta dari stigma "buruknya pelayanan publik dari pemerintah".

Upaya preventif tentu perlu dilakukan agar instabilitas di sektor ekonomi tidak terjadi dan kehidupan bermasyarakat tetap berjalan dengan baik.

Stigma negatif pelaksanaan pilkada 2020 yang hadir di tengah masyarakat, seperti "memaksakan kehendak elit", atau "karena ada anak dan menantu Presiden dalam kontestasi" membuat citra penyelenggara buruk dihadapan masyarakat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun