Mohon tunggu...
Reza Fahlevi
Reza Fahlevi Mohon Tunggu... Jurnalis - Direktur Eksekutif The Jakarta Institute

"Bebek Berjalan Berbondong-bondong, Elang Terbang Sendirian"

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Ngemall Bisa, Kenapa Pilkada Enggak?

14 Agustus 2020   12:18 Diperbarui: 14 Agustus 2020   13:00 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pembeli menggunakan masker saat antre dengan menjaga jarak untuk melakukan pembayaran dari balik plastik pembatas di supermarket AEON Mal Serpong, Tangerang, Banten, Selasa (26/5/2020). Pemerintah Indonesia bersiap menerapkan tatanan baru (new normal) dalam waktu dekat. Salah satunya dengan mulai membuka pusat perbelanjaan secara bertahap di bulan Juni mendatang.

Baru-baru ini seluruh dunia diguncang hebat oleh pandemi Virus Covid 19 (Corona Virus Disease). Virus ini telah meluluhlantakan hampir seluruh sektor kehidupan, mulai dari ekonomi, social, pendidikan, hingga Pariwisata. 

Bagaimana tidak transmisi virus ini berkembang dengan cepat melalui droplet orang sakit kepada orang yang normal. Akibatnya hingga akhir juli ini prediksi pemerintah telah tepat bahwa angka kasus Covid 19 di Indonesia telah tembus mencapai 100.000 kasus di seluruh pelosok negeri.

Namun, juga akhir akhir ini pemerintah terdorong untuk mengeluarkan kebijakan dalam penaggualangan Covid 19 namun tetap berpihak kepada sector ekonomi, sosial hingga pariwisata, yait kebijakan New Normal. 

Dengan kebijakan New Normal yang dibawanya, pemerintah membuka kesempatakan seluruh sektor untuk melakukan aktivitasnya di luar rumah selayaknya seperti sedia kala namun tetap dalam adaptasi kebiasaan baru dengan menjaga jarak, memakai masker, membiasakan cuci tangan, selalu memeriksa suhu tubuh, dan yang terpintang adalah tidak melakukan kontak fisik. 

Kebiasaan ini mendorong banyak lapisan masyrakat terutama kaum milenial yang sudah tidak betah dirumah untuk melakukan kembali aktivitas diluar rumha, seperti ngemall, belanja, ngafe hingga melakukan kegiatan berlibur ke pantai. 

Aturan ini dirasa membuat milenial merasa senang lantaran bisa kembali bersosialisasi dengan sesama, namun tetap dalam koridor protocol kesehatan yang telah ditetapkan.

Semangat berkegiatan di luar rumah telah membuat masyarakat menjadi pro kontra. Ada yang masih khawatir dengan system new normal, ada juga yang merasa bahwa kebijakan ini adalah kebijakan yang solutif untuk memulihkan semua sektor di waktu yang sempit ini. 

Terlepas dari semua ini kegiatan diluar rumah terutama ngemall telah banyak dilakukan oleh masyrakat terutama kaum milenial. 

Hal ini juga dipicu oleh banyaknya pusat perbelanjaan yang tetap membuka dagangannya, menyediakan kursi untuk pelanggannya hingga membuat diskon di era new normal ini. 

Di sisi lain faktor pendorong seperti rasa bosan didalam rumah, jenuh hingga suntuk membuat angka pengunjung di pusat perbelanjaan meningkat akhir-akhir ini. 

Sehingga mau tidak mau dengan desakan dan keinginan itu masyarakat mulai mampu membiasakan diri dengan adaptasi baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun