Mohon tunggu...
Reza Fahlevi
Reza Fahlevi Mohon Tunggu... Jurnalis - Direktur Eksekutif The Jakarta Institute

"Bebek Berjalan Berbondong-bondong, Elang Terbang Sendirian"

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Ngemall Bisa, Kenapa Pilkada Enggak?

14 Agustus 2020   12:18 Diperbarui: 14 Agustus 2020   13:00 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Pembeli menggunakan masker saat antre dengan menjaga jarak untuk melakukan pembayaran dari balik plastik pembatas di supermarket AEON Mal Serpong, Tangerang, Banten, Selasa (26/5/2020). Pemerintah Indonesia bersiap menerapkan tatanan baru (new normal) dalam waktu dekat. Salah satunya dengan mulai membuka pusat perbelanjaan secara bertahap di bulan Juni mendatang.

Agar sistem politik ini terus berjalan maka kita harus mempertimbangkan pemimpin yang benar-benar sesuai harapan. Agar kita mampu para pemimpin mampu membuatk kebijakan yang tepat sesuai harapan, maka kita patut melaksanakan pesta demokrasi secepatnya. 

Lalu apa yang terjadi jika kita menunda sebuah pesta demokrasi hingga pada pandemi ini benar-benar berkahir? Jawabannya adalah mereka para pemimpin daerah akan digantikan oleh seorang Plt (pelaksana tugas) yang hak dan kewenangannya tidak seperti pemimpin yang dipilih melalui pesta demokrasi. 

Mereka tidak bisa membuat sebuah kebijakan yang cepat dan tepat seperti selayaknya pemimpin yang dipilih melalui mekanisme coblosan. Dengan begini segala desakan dan kebutuhan daerah pada waktu itu tidak bisa diakomodir dan dipenuhi oleh Plt. 

Pada gilirannya, bukan hanya satu atau dua daerah yang akan mengalami krisis ditengah krisis, melainkan hampir semua daerah.

Kedua, kebijakan new normal yang digagas oleh pemerintah telah menciptakan budaya baru di era krisis seperti ini. 

Semua orang dapat melakukan ativitas kembali di luar rumah dengan mematuhi protokol kesehatan. Adaptasi budaya baru ini perlahan mendarah daging disetiap aktivitas masyarakat. 

Sehingga tak heran jika banyak sekali masyrakat yang berbondong-bondong ngemall, ngafe dan berbelanja dengan protocol kesehatan lengkap. Lalu apa hubungannya dengan pilkada serentak desember mendatang?

Kita patut memahami bahwa kegiatan pilkada dan ngemall adalah sejatinya dua kegiatan yang sama, baik dari segi bentuk, maupun segi resikonya. 

Mereka adalah sama-sama kegiatan yang melibatkan aktivitas fisik diluar rumah, sama-sama kegiatan yang mempunyai tujuan tertentu, sama-sama kegiatan yang berpotensi menyebabkan kerumunan masa dan sama-sama kegiatan yang berpotensi menularkan virus Covid 19. 

Sehingga semuanya dapat dilakukan dengan protokol kesehatan yang lengkap. Namun mari kita timbang dari segi kadar pentingnya agar kita sama-sama jernih menilai secara objektif.

Aktivitas ngemall merupakan salah satu aktivitas entertainment atau hiburan bagi sebagian masyarakat yang sejatinya dapat diganti atau disubstitusikan dengan kegiatan lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun