Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi
Ahmad Fauzi Mohon Tunggu... Lainnya - Pakar tidak jelas

Manusia biasa yang biasa-biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hardiknas, Refleksi Mahasiswa

2 Mei 2021   14:39 Diperbarui: 2 Mei 2021   14:38 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pandemi belum juga usai segala ruang lingkup dunia pendidikan belum juga diputuskan tatap muka, melihat kondisi tersebut setidaknya ada berbagai macam tantangan yang dihadapi secara sadar atau tidak sadar. Satu, tidak semua peserta didik ataupun tenaga pendidik memiliki gawai, dua peserta didik ataupun tenaga pendidik belum tentu paham penggunaan gawai sebagai metode pembelajaran ditengah pandemi covid - 19, dan ketiga mereka yang tahu menjadi percuma ketika cakupan internet tidak kuat terutama di wilayah 3 T.

Maka harapan besarnya ialah keberhasilan orang tua untuk mendidik dan menemani proses pembelajaran dari rumah. Kemudian pertanyaan yang muncul ialah bagaimana orang tua dapat menggantikan proses pembelajaran dari rumah, sedangkan latar belakang masing masing mereka berbeda tentu dalam hal ini dapat dipastikan ada beberapa mindset yang kemudian hanya akan terasa sebagai beban dan tidak peduli akan proses pendidikan.

Kenyataan yang sebenarnya sedang terjadi ini mesti diikuti oleh kesedaran kolektif yang seharusnya. Saya  jadi teringat dengan kalimat Nadiem Makarim sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan yang mencetuskan Merdeka Belajar dan hari ini sebagai Mendikbud Ristek, Begini katanya "Kemerdekaan dari mahasiswa untuk bisa menentukan pendidikan, yang terpenting bukan di dalam kampus tetapi di dalam industri, di dalam mengerjakan proyek wirausaha, dalam mengajar di desa, dan membangun proyek di desa dalam penelitian".

Sejak pertama kali memasuki dunia perkuliahan sebagai mahasiswa kita pasti akan selalu mendengarkan tiga kalimat agung, pertama mahasiswa sebagai agent of change (Agen perubahan), kedua mahasiswa sebagai agent of intelectual (Agen Intelektual) dan ketiga mahasiswa sebagai agent of social control (kontrol sosial).

Tiga kalimat ini seharusnya dapat terlihat dan tampak hari ini, berapa jumlah mahasiswa yang ada di Indonesia. Data lokadata tahun 2019 setidaknya ada 7,3 juta mahasiswa, sejenak kembali ke kelimat Nadiem Makarim bahwa salah satu kemerdekaan dari mahasiswa yang terpenting ialah dalam mengajar di desa. Jika masing - masing mereka sedang berada di rumahnya apakah merdeka belajar dan guru penggerak belum mampu terwujud?.

Mari bersama sama mengimplementasikan kalimat agung yang sering kali digaungkan agar segala kata tidak hanya menjadi kalimat dusta, sudah saatnya berkontribusi nyata untuk negeri, wujudkan merdeka belajar dan guru penggerak. Selamat Hari Pendidikan Nasional, begitulah katanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun