Mohon tunggu...
Kastrat IMS FTUI
Kastrat IMS FTUI Mohon Tunggu... Mahasiswa - #PRAKARSA

Pagi Sipil! Kastrat IMS FTUI kini hadir di Kompasiana untuk membagikan beberapa tulisan yang kami hasilkan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hari Kesadaran Autisme Sedunia: Ketahui Penyebab, Gejala, dan Penanganan Autisme

2 April 2021   00:57 Diperbarui: 2 April 2021   01:50 725
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh: Sabina Adwina Oktovidonna

Autism is about having a pure heart and being very sensitive... It is about finding a way to survive in an overwhelming, confusing world... It is about developing differently, in a different pace and with different leaps.

-- Trisha van Berkel --


Definisi Autisme
Autisme merupakan gangguan neurologis atau gangguan fungsi otak dan saraf kompleks yang mempengaruhi perilaku dan proses berpikir manusia (Puji, 2016). Hal tersebut biasanya muncul pada anak usia dini yang ditandai dengan kesulitan berinteraksi, berkomunikasi verbal dan nonverbal, juga berlaku repetitif. Gangguan tersebut dapat terjadi pada berbagai jenis kelamin, ras, atau status sosial ekonomi.

Pada usia awal, anak yang menderita autisme dapat berkembang secara normal tetapi perkembangan mereka akan berhenti pada usia tiga tahun. Kemudian, beberapa kemunduran tumbuh kembang anak yang menunjukkan ciri-ciri autisme akan muncul (Kemenpppa.go.id, 2018). Menurut Dr. Tjin Willy (2018), terdapat beberapa gejala yang muncul, yaitu gejala komunikasi dan interaksi sosial dan gejala pola perilaku.

Dalam aspek gejala komunikasi dan interaksi sosial, sekitar 25-30% penyandang autisme kehilangan kemampuan berbicara dan sekitar 40% penyandang bahkan tidak berbicara sama sekali. Gejala-gejalanya adalah:

  • Tidak merespons saat namanya dipanggil dan lebih suka menyendiri.
  • Menghindari kontak fisik dan berbicara dengan orang lain.
  • Tidak pernah mengungkapkan emosi dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.
  • Tidak bisa meneruskan percakapan dan cenderung tidak memahami pertanyaan. sederhana.
  • Sering mengulang kata (echolalia) dengan nada bicara yang tidak biasa.

Untuk aspek gejala pola perilaku, terdapat gejala-gejala yang kerap terjadi sebagai berikut:

  • Sensitif terhadap cahaya, sentuhan, atau suara, tetapi tidak merespons rasa sakit.
  • Rutin menjalani aktivitas yang sama dan marah apabila terdapat perubahan.
  • Kelainan pada sikap tubuh atau gerakan.
  • Melakukan gerakan repetitif, seperti mengayunkan tangan atau memegang bagian belakang telinga.
  • Hanya memilih makanan tertentu.

Empat dari sepuluh penyandang autisme tidak menyukai suara tertentu sehingga ada beberapa anak yang mengamuk apabila mendengar suara tersebut. Misalnya, seorang anak membenci suara sepeda motor, anak tersebut akan selalu mengamuk atau merengek apabila mendengar bunyi tersebut. 

Di sisi lain, terdapat beberapa penyandang autisme yang tampak seperti orang tuli karena tidak merespon berbagai suara yang ada di sekitarnya. Hal tersebut terjadi karena penyandang autisme mengalami gangguan pada satu atau lebih indranya, seperti pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecapan, keseimbangan, penciuman, dan vestibular (pengindraan pada otot, urat, sendi, dan organ keseimbangan yang mendeteksi gerakan dan posisi tubuh serta anggota badan) (Kemenpppa.go.id, 2018).

Menurut Koegel dan Lazebnik (Tin Suharmini, 2009), penyebab anak menyandang autisme adalah gangguan neurobiologis atau sistem saraf. Menurut Nakita Pamuji (2007), gangguan autisme dapat disebabkan oleh empat faktor, yaitu faktor keturunan, faktor prenatal (ibu yang terkena virus menularkannya ke janinnya), faktor neonatal (permasalahan dalam melahirkan), atau faktor neonatal (faktor lingkungan). 

Menurut Galih Vesakriyanti (2008), faktor penyandang autisme dapat berasal dari faktor internal atau faktor eksternal. Dari beberapa pengertian para ahli diatas, maka dapat disimpulkan dua faktor penyebab autisme yaitu:

  • Faktor Internal
  • Gangguan atau kelainan sistem saraf otak.
  • Virus atau jamur yang ditularkan ibu terhadap janinnya.
  • Anak yang bermasalah saat melahirkan, seperti kekurangannya oksigen atau nutrisi (Handojo, 2003).
  •  Faktor eksternal
  • Lingkungan luar yang terkontaminasi zat beracun seperti polusi udara, air, dan makanan (Handojo, 2003).

Penyandang Autisme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun