Mohon tunggu...
KASTRAT BEM FEB UGM
KASTRAT BEM FEB UGM Mohon Tunggu... Penulis - Kabinet Harmoni Karya

Akun Resmi Departemen Kajian dan Riset Strategis BEM FEB UGM

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Maurizio Sarri: From Zero to Hero, Sempat Dihujat, Kini Kembali Dipuja

3 Juni 2019   15:51 Diperbarui: 3 Juni 2019   21:47 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ditulis oleh Sultan Alfiantsyah (Staf Departemen Kajian dan Aksi Strategis BEM FEB UGM 2019/Ilmu Ekonomi 2017)

Konsistensi permainan Chelsea menurun. Pasukan Maurizio Sarri tersebut sering mengalami kekalahan saat bertemu tim-tim kuat Premier League. Puncaknya terjadi saat Chelsea dibantai 6-0 oleh Manchester City di Etihad Stadium, disingkirkan oleh Manchester United dari kejuaraan piala FA, dan gagal menjadi juara Carabao Cup 2019 setelah kalah adu pinalti melawan Manchester City di Wembley.

Kinerja Chelsea yang tidak konsisten tersebut membuat Roman Abramovich menjadi geram dan muncul kabar bahwa Maurizio Sarri berada diambang pemecatan. Rumor perekrutan pelatih beken Eropa, seperti Zindine Zidane, untuk menjadi pengganti Maurizio Sarri sering beredar.

Hal ini membuat Maurizio Sarri sempat frustasi dan dilansir dari Sky Sport (2019), Maurizio Sarri merasa iri kepada Pep Guardiola, karena meskipun nirgelar pada musim perdananya bersama Manchester City, pihak klub masih memberinya waktu.

Berbeda dengan Sarri di Chelsea membutuhkan gelar bagi Chelsea musim itu juga. Semua itu dilalui Maurizio Sarri dengan hati yang lapang dan terus melangkah maju.

Kesabaran itu berbuah manis ketika ia berhasil mengantarkan Chelsea ke Final UEFA Europa League 2019 setelah berhasil mengalahkan Eintracht Frankfurt pada babak semifinal.

Meskipun lolos ke babak final, Chelsea diragukan untuk menjuarai UEL karena mereka harus berjumpa dengan tetangga mereka sendiri, yaitu Arsenal di bawah komando Unai Emery,  pelatih spesialis dalam menjuarai UEFA Europa League.

Selain itu, adanya konflik internal di kubu Chelsea sehari sebelum final menambah beban dari Maurizio Sarri. Pada laga final yang berlangsung di Baku, Azerbaijan (30/5), Chelsea yang tidak diunggulkan untuk juara berhasil melibas Arsenal dengan skor 4-1. Hal itu yang membuat Maurizio Sarri berhasil mengantarkan Chelsea sebagai kampiun UEFA Europa League 2019.

Siapa sangka seorang Maurizio Sarri yang sedang ramai dibicarakan media dan diambang isu pemecatan justru berhasil membawa Chelsea untuk meraih gelar UEFA Europa League untuk kedua kalinya dan menjawab keraguan media.

Keberhasilan Sarri membawa Chelsea sebagai juara merupakan penghargaan pertama yang ia raih selama 29 tahun berkarier menjadi pelatih sepak bola. Apabila dibandingkan dengan pelatih top lainnya seperti Pep Guardiola, Sir Alex Ferguson, Zindine Zidane, Unai Emery, Jurgen Klopp, Arsene Wenger dan Jose Mourinho, maka Maurizio Sarri memiliki prestasi yang masih sangat minim.

Namun, ada satu hal yang dapat kita jadikan sebagai hikmah atau pelajaran dari kisah Maurizio Sarri untuk mencapai gelar perdananya, yaitu kegigihan, keuletan, sikap pantang menyerah, dan kesabaran harus terus kita pegang untuk meraih sebuah kesuksesan.

Maurizio Sarri juga mengajarkan kita bahwa setiap perjuangan itu pasti memiliki rasa sakit. Namun, untuk memetik buah dari perjuangan tersebut, kita harus menikmati setiap proses yang ada, terus mengevalusi diri, dan berpikir optimis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun