Mohon tunggu...
Kastrat BEM UI
Kastrat BEM UI Mohon Tunggu... Freelancer - @bemui_official

Akun Kompasiana Departemen Kajian Strategis BEM UI 2021. Tulisan akun ini bukan representasi sikap BEM UI terhadap suatu isu.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Conscious Capitalism: Keseimbangan antara Egoisme dan Altruisme

12 Oktober 2020   20:15 Diperbarui: 12 Oktober 2020   20:29 950
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Conscious Capitalism (Sumber: freepik.com)

Stakeholders yang dimaksud di sini di antaranya perusahaan itu sendiri, pekerja di perusahaan tersebut, masyarakat di lokasi tempat perusahaan beroperasi, lingkungan, serta seluruh pihak yang terdampak oleh aktivitas perusahaan. 

Prinsip ketiga adalah conscious leadership. Prinsip ini berarti para pemimpin perusahaan harus fokus pada "kita", bukan pada "aku". Hal ini sekali lagi menunjukkan bahwa conscious capitalism berorientasi pada seluruh stakeholders, bukan hanya shareholders.

Prinsip terakhir dari conscious capitalism adalah conscious culture. Prinsip ini berarti conscious capitalism harus dibumikan dan dijadikan sebagai sesuatu yang membudaya, bukan hanya sebagai sebuah teori yang manis dibaca, tetapi realisasinya nihil adanya. 

Kesimpulan

Sejak pertama kali dicetuskan, kapitalisme berhasil mengelevasi kehidupan manusia ke taraf yang tidak pernah dicapai sebelumnya. Tetapi, publik kini memandang kapitalisme sebagai suatu praktik yang memiliki lebih banyak dampak negatif dibanding dampak positif.

Buruknya persepsi publik ini salah satunya disebabkan oleh egoisme kapitalisme tradisional yang hanya mengutamakan keuntungan bagi para pemodal dan pemegang saham. Maka dari itu, diperlukan bentuk kapitalisme baru yang mampu mengubah nilai-nilai kapitalisme tradisional. 

Bentuk kapitalisme baru itu adalah conscious capitalism. Dengan menerapkan conscious capitalism, perusahaan akan memiliki tujuan yang lebih mulia dibanding sekedar meraup keuntungan.

Di saat yang sama, perusahaan tetap dapat beroperasi secara berkelanjutan. Dengan kata lain, perusahaan mampu untuk menemukan ekuilibrium antara egoisme dan altruisme. 

Referensi

Bonnici, F., Nilsson, W., Parker, M. 2016. Becoming a changemaker: Introduction to Social Innovation [MOOC]. https://www.coursera.org/learn/social-innovation?

Edelman. (2020). Edelman Trust Barometer 2020. https://www.edelman.com/trustbarometer

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun