Mohon tunggu...
Kasri Podding
Kasri Podding Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor degree of Animal Science, Batch 2017. Departement of Nutrition and Animal Feed. Hasanuddin University. Single Attaracted to🧕

#Alumni Fapet UNHAS #Idola Muhammad SAW. #Natural FEED #POULTRY NUTRITIONS Bersandarlah kepada kedua kalimat syahadat maka kamu akan menemukan jati dirimu dan Tuhanmu "BISMILLAH".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Warisan Intelektual Islam

4 Juni 2020   16:40 Diperbarui: 4 Juni 2020   16:45 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Lepas dari tuduhan negatif tersebut, ada golongan yang membenarkan serta mengakui Umar sebagai pemimpin kaum beriman yang paling berhasil atau masa keemasan yaitu golongan Sunni atau Ummat islam ahli sunnah. Tongkat stafet kepemimpinan selanjutnya dipegan oleh Utman ibn Affat atau khalifah ke tiga setalah Umar. 

Kepemimpinan Utsman dikenal sebagai kepemimpinan yang lemah karna tidak bisa mengatasi desakan dari kalangan ummayyah serta di kepemimpinan Utsman timbul luka lama dari kalangan Quraisy yaitu Bani Ummayyah yang dulu dipimpin oleh Abu Sofyan dan Bani Hasyim. Karena kepemimpinan Utaman dirasa tidak adil dan mengundang protes serta meminta Utman turun sebagai khalifah, tidak berlangsung lama terjadilah pembunahan terhadap dirinya yang dilakukan oleh kaum ekstrem dari Mesir yang datang ke Madinah. 

Pembunuhan tersebut karena bermotif politik yang tidak bisa diatasi oleh Utman ibn Affan. Setalah kematian Utman, maka digantilah kekhalifahan selanjutnya yaitu Ali ibn Abi Thalib, bahkan hampir semua kalangan umat islam menyetujui penggangkatan Ali sebagai Khalifa ke empat kecuali kelompok Bani Umayyah yang dipimpin Mu'awiyah ibn Abi Sufyan, gebernur Damaskus dan Syiria, kelompok tersebut menuntut Ali untuk mencari orang yang telah membuuh Utsman, namun Ali tidak menemukan pembunuh tersebut. Kelompok Bani Umayyah menuduh Ali, bahwa dia termasuk dalam pembuhann Utsman dan diisitulah terjadi pertentangan

Karena pertentangan yang semakin memuncak dan tidak dibisa dihindari, perang pun terjadi oleh kelompok Ali di Madinah dan kaum Mu'awiyah di Damaskus yang dikenal al-fitnah al-kubrah kedua dalam sejarah islam. Awalnya kolompok Ali mengungguli Kaum Mu'awiyah tetapi ketika terjadi kompromi terdapat titik kelemahan kelompok Ali yang dimanfaatkan oleh Mu'awiyah sehingga kelompok Ali kalah bahkan secara de jure Ali kehilangan legitimasi politik yang selanjutnya berali ke Mu'awiyah. 

Akiibat kekalahan tersebut beberapa para pendukung Ali yang ekstremis protes serta membentuk kelompok ke tiga yang dikenal Khawarij/pembelok Kelompok inilah yang merencanakan pembunuhan Ali dan kaum Mu'awiyah. Rencana tersebut berjalan dan terjadi pembunuhan terhadap Ali. Dari kaum Khawarijlah terbentuk persoalan mengenai teologis yang membahas mengenai persoalan seorang muslim yang melakukan dosa besar. 

Terdapat dua persoalan teologis yaitu "masihkah ia seorang muslim, atau iya sebenarnya sudah kafir?, kaum khawarij mengeluarkan argumen mengenai seorang muslim yang melakukan dosa besar itu tidak lagi dikatakan muslim dan harus dilenyapkan sehingga terbentuklah konsep hijrah dikalangan kaum Khawarij. Konsep ini lebih mengarah terhadap pemaksaan dan penindasan, konsep hijrah ini yaitu berpindah dan bergabung dengan golongan mereka dan jika seorang muslim menolak bergabung maka wajib diperangi dan dilenyapkan, begitulah kira-kira konsep hijrah yang dijalankan oleh kaum Khawarij.

Di lain sisi dari garis ekstremitas pandangan teologis menganut paham Qadariah yaitu paham kemampuan manusia dan paham Jabriah yaitu paham keterpaksaan manusia. Kedua paham tersebut menyatakan bahwa manusia tidak mendapat tuntutan terhadap tingkalakunya baik buruk karena semua yang dia lakukan berasal dari Tuhan. Namun dibeberapa kota pusat kegiatan islam, khususnya Madinah, Hijaz, Bazrah dan Kufah di Irak serta Damaskus dan Syiria, tumbuhlah angkatan muslim baru yang memiliki pemikiran di bidang intelektual keagamaan serta menunjukan sikap netral dalam politik. Angkatan muslim baru ini membentuk konsep Jamaah yaitu konsep tentang kesatuan ideal seluruh kaum muslimin tanpa memandang aliran politik mereka.

Di Madinah terbentuklah golongan sunnah dan jamaah (Ahl al-Sunnah Wa al-Jamaah) yang dipelopori oleh dua Abdullah yaitu Abdullah ibn Umar dan Abdullah Ibn Abbas yang dikenal sebagai kaum intelektual islam yang merintis terbentuknya golongan sunni atau ahli sunnah. Kedua Abdullah merintis golongan tersebut serta kajiannya dalam menyampaikan risalah dakwah melalui sunnah-sunnah atau tradisi-tradisi yang pernah dilakukan oleh Rasulullah semasa hidupnya. Golongan ini merupakan golongan yang mampu menyerap semua pendapat dari berbagai kalangan.

           

Bantaeng, 04 Juni 2020

Kasri seorang mahasiswa Peternakan yang selalu rindu pengajaran Rasulullah secara langsung, ingin menjadi kader nomor satunya dan menantikan syafaat di Yaumul Qiyamah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun