Mohon tunggu...
Kasri Podding
Kasri Podding Mohon Tunggu... Penulis - Bachelor degree of Animal Science, Batch 2017. Departement of Nutrition and Animal Feed. Hasanuddin University. Single Attaracted to🧕

#Alumni Fapet UNHAS #Idola Muhammad SAW. #Natural FEED #POULTRY NUTRITIONS Bersandarlah kepada kedua kalimat syahadat maka kamu akan menemukan jati dirimu dan Tuhanmu "BISMILLAH".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Corona: Kampus Lockdown, Kuliah On, Mahasiswa Down

30 Maret 2020   07:40 Diperbarui: 30 Maret 2020   07:39 1485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhir-akhir ini dunia digegerkan dengan wabah penyakit baru yang saat ini dikenal virus corona atau istilah gaulnya covid-19. Covid-19 ini pertama kali muncul di salah satu kota di China yaitu kota Wuhan, awal mulanya virus ini dikarenakan adanya salah satu laboratorium yang pecah di wuhan sehingga muncul virus baru yaitu virus corona.

Ada juga yang berpendapat bahwa virus ini pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut di kota Wuhan. Dilansir bahwa banyak pasien yang menderita virus ini dikarenakan terkait dengan pasar hewan dan makan laut. Serta pasien pertama yang terkena virus ini diketahui pedagang di pasar.

Dikutip dari BBC, koresponden kesehatan dan sains BBC, Michelle Roberts and James Gallager mengatakan bahwa, di pasar grosir banyak di jajakan atau dijual makanan dari produk hewan liar seperti, ular, kelelawar, anjing, ayam, dan babi. Mereka menduga bahwa virus ini hampir dipastikan berasal dari ular. Virus corona ini menyebar dari hewan ke manusia dan selanjurnya dari manusia ke manusia.

Covid-19 mulai menjadi pusat perhatian dunia pada tanggal 20 januari, covid-19 ini sudah memakan ribuan korban bahkan sampai sekarang ini masih menjadi momot yang menakutkan. Di indonesia, Covid-19 baru mendapat perhatian ketika bapak presiden Jokowi mengumumkan adanya warga Indonesia yang positif virus corona.

Pengumaman ini disampai pada tanggal (2/3/2020) dengan jumlah 2 orang positif. Walaupun adanya pengumuman mengenai warga Indonesia yang positif tidak menghalangi warga untuk tetap beraktivitas dan menggapnya hanya virus biasa. Masuk di bulan 3 korban berjatuhan dan semakin banyak positif yang awalnya 2 orang menjadi ratusan korban yang positif sehingga keluar kebijakan pemerintah untuk men-LockDown.

Kebijakan pemerintah ini tidak lain untuk kebaikan bersama walaupun banyak pertimbangan-pertimbangan di masyarakat. Kebijakan pemerintah ini ternyata berdampak pada proses belajar mengajar baik SD, SMP, SMA bahkan sampai di perguruan tinggi. Memasuki minggu kedua di bulan 3 semua universitas di Indonesia diberhentikan selama 2 minggu atau 14 hari. Pemberhentian ini awalnya membuat mahasiswa senang karena mendapatkan libur selama 2 minggu dan bisa dipakai untuk pulang kampung atau jalan-jalan. Tetapi lambat laun, pemberhentikan perkuliahan bukan pertanda proses belajar mengajar juga ditiadakan tetapi tetap dilaksanakan dengan cara online atau daring.

Perkuliahan online merupakan solusi konkrit dalam mengatasi keterlambatan pentransporan ilmu pengetahuan kepada mahasiswa, tetapi banyak mahasiwa yang mengeluh dengan kuliah online ini. Beberapa keluhan mahasiswa diantaranya. Proses perkuliahan tidak berajalan efesien dan efektif, banyak tantangan dalam kuliah online, tugas menumpuk dengan jarak interval waktu yang pendek, proses diskusi online yang tidak kondusif, kuiz dadakan.

Keluhan mahasiswa ini dilampiaskan didalam sosial media mereka masing-masing. Ada yang mengatakan “Jika kuliah online terus diadakan tolong suplay kami data internet karena kami membayar UKT (Uang Kuliah Tunggal) apa gunanya kami membayar jika kami hanya kuliah online terus?”. Bahkan adanya yang memasang status dengan caption “Kampus LockDown, Tugas SmackDown, Mahasiswa Down, Kuota Sekarat, Ilmu tak dapat". Bahkan ada juga yang mengupload video mengenai tanggapan kuliah online yang kira-kira isi videonya seperti ini "Buntu, Buntu, Buntu, Kuliah online Buntu atau dungu".

Sungguh kuliah online ini memberikan kesan tersendiri serta keluh kesah kepada mahasiswa. Yang paling mengegerkan mahasiswa yaitu mengenai seminar, ujian meja, konfrehensif secara online mengunakan aplikasi Zoom atau sejenisnya. Tanggapan mahasiswa mengenai seminar online rata-rata menolak dengan alasan kurang kondusif, tidak mendapatkan feel atau astmosfernya serta banyak gangguan dalam proses penyampaian informasi dan juga tidak ada kenang-kenangan seperti foto bersama teman-taman dan dosen pembimbing. Bukan hanya itu tetapi, terkendalanya jaringan internet yang merupakan salah satu syarat dalam melaksanakan seminar online ini serta kurangnya persiapan seperti jas almamater, seragam serta materi yang akan dipresentasikan.

Ternyata pemberhentian perkuliahan selama 2 minggu membuat mahasiswa stress dan berharap ingin kembali lagi belajara secara offline atau tatap muka dan berharap Covid-19 ini segera musnah dimuka bumi ini. so mulai hari ini jangan pernah siasiakan kuliah offline lagi dan selalu menghargai guru dan dosennya ketika menjelaskan di depan. 

Salam Mahasiswa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun