Mohon tunggu...
MArifin Pelawi
MArifin Pelawi Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa S3

Seorang pembelajar tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengapa "Pasar" dalam Pendidikan Membuat Sekolah Jadi Sulit?

11 Desember 2020   19:39 Diperbarui: 13 Desember 2020   13:57 569
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pendidikan di Indonesia. (Sumber: KOMPAS)

Ada pasar dalam pendidikan (1) jika siswa atau orang tua siswa memiliki pilihan tentang siapa yang akan mengajar mereka; (2) sepanjang pengelola sekolah memiliki pilihan siapa yang akan mengajar klien mereka; (3) sepanjang penyedia jasa layanan pendidikan dapat memilih berapa biaya yang akan dikenakan untuk produk mereka dan pembeli memilih apakah akan membayar. (David Schmidtz, Debating Education, 2020)

Baru-baru ini saya melihat status teman. Dia lagi survei sekolah. Saya bingung karena setahu saya anaknya masih belum waktunya masuk SD. Ternyata dia lagi survei untuk anaknya masuk SD tahun depan. 

Alasan harus melakukan survei dari sekarang karena untuk masuk SD yang dituju tidak mudah. SD favorit yang tentu saja swasta bukan hanya butuh dana besar untuk bisa berpartisipasi di sana. 

Ada banyak tahapan yang harus dilewati oleh orang tua dan anaknya. Ad wawancara bagi orang tua dan juga tes bagi anak. Tes yang terkadang bagi mereka yang belajar teori pendidikan malah tidak masuk akal sebenarnya, yaitu tes menulis, membaca dan berhitung.

Ini sangat menyedihkan. Anak-anak yang masih belia sudah mulai diajarkan untuk berkompetisi sejak masih kecil. 

Ketika dulu mampu baca abc saja ketika masuk SD maka sudah dibilang anak jenius maka sekarang mungkin dianggap biasa. Untuk menjadi anak di jaman milenium sepertinya memang sulit.

Di literatur pendidikan melakukan ujian seperti ini disebut 'cream shaving'. Tujuannya untuk menciptakan tentu saja 'creme de la creme'. Dengan melakukan ini maka sekolah top juga bisa menciptakan 'hunger marketing'. 

Menata dirinya sebagai penyedia tempat elite terbatas yang hanya disediakan bagi para elite yang telah mampu membuktikan dirinya bahwa mereka adalah orang pilihan yang berhak memperoleh tempat terbatas.

Penataan dan peningkatan konsolidasi sosial status dan kekayaan memberi implikasi kepada orang tua yang relatif istimewa (yaitu, keluarga-keluarga istimewa yang tidak termasuk dalam 1% teratas) perlunya memberikan anak-anak mereka kualifikasi yang 'benar' untuk keuntungan masa depan. 

Keadaan ini ditandai oleh tekanan dan kecemasan dari orang tua yang juga disalurkan kepada anak mereka bahwa untuk mencapai atau menjaga hak sebagai kelompok yang memiliki privilese sosial. 

Status sosial dan hak istimewa sebagai bagian dari kelas privilese sangat bergantung pada ke pesertaan pada institusi pendidikan khusus, tempat yang ditetapkan oleh masyarakat berdasarkan kekuatan pengaturan pasar di mana para orang tua kelas atas harus menyekolahkan anak mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun