Mohon tunggu...
MArifin Pelawi
MArifin Pelawi Mohon Tunggu... Akuntan - Mahasiswa S3

Seorang pembelajar tentang pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Alasan Mengapa Pendidikan Indonesia Tidak Akan Bisa Meniru Finlandia

4 Januari 2018   07:55 Diperbarui: 6 Januari 2018   00:41 15791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu juga ketika umur warga telah melewati 65 tahun, maka tunjangan pensiun  akan diberikan. Sehingga individu tidak perlu takut keluarga dan dirinya terlantar jika mereka memilih pekerjaan berdasarkan passion bukan manfaat ekonomi. Tingkat keberpihakan pada passion sangat tinggi sehingga pemerintah Finlandia bahkan berencana memberikan kebebasan kepada murid sekolah untuk bebas memilih pelajaran yang mereka mau ikuti. Keadaan yang sangat mendekati utopian socialism yang diimpikan oleh Karl Marx di mana setiap individu bebas mengikuti passionnya dan setara (tapi di masyarakat yang masih memiliki agama dan tanpa konflik proletar dan bourgeoisie).

Alasan kedua adalah rakyat Indonesia (terutama kelas menengah ke atas) kemungkinan besar tidak akan suka dengan sistem pajak Finlandia. Untuk mendukung pengeluaran negara yang besar bagi membiayai program bagi-bagi gratisnya yang banayak, maka pemerintah Finlandia menarik pajak yang sangat banyak jenisnya dan tinggi. 

Seseorang yang berpendapatan tinggi bisa ditarik pajak pribadi sampai 62% dari pendapatannya. Secara rata-rata, hampir 50% pendapatan masyarakat disetor ke negara sebagai pajak pribadi. Selain itu seluruh barang-barang yang dijual dikenai PPN yang secara rata rata sebesar 24% dari harga barang. Pajak paling rendah adalah untuk makanan sebesar 12%. Tidak ada subsidi untuk BBM malah dikenakan PPN sekitar 12 ribu rupiah per liter.

Bandingkan di Indonesia, pajak pendapatan kita paling tinggi 30% dan masih banyak yang tidak bayar. PPN hanya 10% dan tidak untuk semua barang. Pajak rendah sendiri adalah teori dari kapitalisme. Teori yang memberikan saran untuk pajak rendah agar orang berusaha lebih keras untuk mencari pendapatan yang lebih besar sehingga mendorong produktivitas yang tinggi. 

Pajak atas barang rendah juga didorong atas teori mendorong konsumsi (kapitalisme teori juga). Hal yang sama atas subsidi BBM karena sangat baik untuk mendorong konsumsi karena efek domino juga mempermurah harga barang lainnya yang mendorong konsumsi tidak terganggu. Namun pada teori Kapitalisme, negara juga tidak perlu pengeluaran banyak karena meminta semua diserahkan pada pasar.

Alasan ketiga adalah tidak mudah mendapatkan guru dengan passion mengajar tinggi. Guru di Finlandia bisa dipastikan adalah orang yang memiliki passion besar untuk mengajar. Gaji guru di Finlandia bisa dibilang tidak tinggi. Bahkan di hasil penilaian oleh OECD atas gaji guru pada seluruh negara angggotanya, tingkat gaji guru di Finlandia tidak masuk 10 besar. Gaji guru disana dibawah gaji guru di Amerika Serikat padahal secara pendapatan perkapita masyarakat Finlandia jauh lebih tinggi dari Amerika Serikat.

Dari beberapa forum kita bisa mengetahui bahwa gaji guru hanya setengah dari gaji dokter (dokter juga wajib PNS di Finlandia karena pengobatan juga gratis). Maka dipastikan bahwa seorang lulusan terbaik (tingkat secondary school) rela meninggalkan profesi mahal seperti teknik (kerja di Nokia), IT (Perusahaan IT banyak di Finlandia, salah satunya Rovio pembuat Angry Bird) atau jadi dokter jika mau tetap jadi PNS, maka dipastikan passion atas mengajar yang bisa jadi alasan.

Passion mengajar yang tinggi dimiliki oleh semua guru di Finlandia adalah hal yang sangat sulit ditiru. Untuk mendapatkan guru dengan hasil akademik yang baik dan passion tinggi mengajar butuh proses panjang. Gaji yang tinggi bagi guru dan dana yang berlimpah akan mampu menarik guru dengan kualifikasi baik namun tidak untuk passion mengajar.

Gaji yang sangat tinggi akan mengundang juga lulusan terbaik tapi tidak tidak menjamin  memiliki passion untuk mengajar. Bahkan mereka yang passionate mengajar bisa banyak tersingkir oleh para pengejar materi.  Orang yang hanya mengaejar materi akan mempengaruhi kualitas pendidikan karena tidak akan tertarik untuk terus belajar dan bekerja keras demi memberikan pendidikan terbaik bagi anak muridnya Mereka hanya akan menegrjakan tugas sebatas apa yang diminta dan lebih ke arah result oriented bukan process oriented.

Passion akan sangat berguna karena tidak semua manusia sama dan membutuhkan cara pengajaran yang berbeda.Seseorang yang hanya tertarik gaji besar tidak akan berusaha untuk mencari cara terbaik agar semua muridnya mendapatkan manfaat yang sama dari pengajarannya. Sebab hal itu hanya menambah beban dan mungkin membutuhkan biaya pribadi tanpa memberikan tambahan gaji kepadanya.

Dalam sebuah liputan di Finlandia, seorang guru yang menemukan ada seorang muridnya yang tidak bisa mendapatkan pengalaman belajar sempurna di kelas, maka dia akan berusaha mencari inovasi teknik mengajar, berkonsultasi bahkan mengikuti pelatihan demi mendapatkan ide untuk berinovasi. Bayangkan, betapa berdedikasinya mereka hanya demi satu murid di kelas. Tindakan yang passionate ini akan menyentuh muridnya dan tentu saja banyak murid juga akan memiliki passionate yang tinggi untuk mengajar serta menjadi inspirasi bagi anak -- anak lain. Sehingga walau gajinya tidak tinggi, profesi guru akan dikejar oleh banyak orang dengan tingkat pencapaian akademis tinggi. Proses panjang yang tidak mudah untuk ditiru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun