Mohon tunggu...
Siti Hajar
Siti Hajar Mohon Tunggu... Penulis - Novelis

Write for education and self healing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenaikan Kelas Bersyarat

19 Juni 2022   10:23 Diperbarui: 19 Juni 2022   16:22 4370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sabtu kemarin saya mendapat tugas mengambil rapor anak keponakan saya yang bersekolah di sebuah SMK di kota Banda Aceh.Karena ini pembagian rapor kenaikan kelas pihak sekolah mengharuskan rapor diambil oleh orang tua atau wali.

Berstatus sebagai wali dari pagi saya sudah bersiap-siap menuju sekolah. Undangan dari wali kelas Zaky (nama ponakan saya) diteruskan ibunya, yang mengharuskan  semua membawa materai 10.000 karena ada siswa yang naik kelas bersyarat. Bersyarat yang dimkasudkan adalah saat di kelas 2 nantinya akan ada masa uji coba selama dua bulan, jika tidak ada perubahan terkait dengan kedisiplinan dan semangat mengerjakan tugas, maka akan kembali duduk di kelas satu.

Kata bersyarat membuat membuat hati dag dig dug. Kami sadar Zaky bukanlah anak yang pinter-pinter amat. Dia adalah seorang anak kampung yang bermimpi sekolah di kota. Namun, dia lumayan rajin ke sekolah setahu kami. Walau pernah dihukum karena telat dan juga pernah rambutnya dibabat habis guru di sekolah, tetapi setidaknya yang kami tahu dia rajin ke bengkel (anak otomotif) yang atas inisiatif sendiri mulai magang sebagai mekanik sepeda motor.

Saat pembagian rapor tiba setelah delay 1,5 jam. Sebelum mulai ibu wali kelas kembali menanyakan apakah semua membawa materai. 

 Bisik - bisik barisan orang tua terdengar ada yang membawa ada pula yang tidak karena yakin anaknya tidak termasuk dalam kelompok yang naik kelas bersyarat. Alhamdulillah saya membawa materai dan siap menghadapi apapun yang terjadi. 

Dengan tetap semangat Bu wali kelas mengumumkan bahwa yang duluan rapornya dibagi adalah siswa yang tidak bermasalah artinya naik kelas tanpa syarat.

Waktu berjalan, tumpukan rapor yang tidak bermasalah semakin menipis, saya menukar pandangan dengan seorang ibu di samping saya. "Sepertinya anak kita masuk dalam golongan bersyarat, karena sampai tumpukan rapor yang tidak bermasalah tinggal sedikit." 

Sambil tersenyum dan berbisik saya menjawab, "Iya, enggak ada harapan lagi ini, jelas materai yang kita bawa akan terpasang di surat perjanjian."

Namun, tiba-tiba nama Zaky dipanggil, Alhamdulillah dan itu adalah rapor terakhir di sana (tumpukan aman). Saya maju ke depan, gurunya bertanya saya siapa. Kemudian saya memperkenalkan diri saya wali Zaky dan menggantikan orangtuanya yang akan mengambil rapor. Ternyata kakak saya lumayan dekat wali kelas anaknya. 

Saya gembira ponakan saya walau tidak termasuk juara kelas,  Alhamdulillah materai yang saya bawa tidak perlu digunakan artinya Zaky naik kelas tanpa syarat.

Kegembiraan saya lenyap saat saya keluar dari kelas dan berjumpa dengan seorang ibu yang sedang berjalan menuju parkiran, sebelumnya saya sudah berkenalan dengan ibu muda tersebut. Tadi beliau sempat bercerita tentang  kekhawatirannya dengan anaknya kemungkinan termasuk dalam kelompok yang bersyarat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun