Mohon tunggu...
Siti Hajar
Siti Hajar Mohon Tunggu... Penulis - Novelis

Write for education and self healing

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Di Balik Cita-Cita yang Tak Sampai

17 Juni 2022   10:46 Diperbarui: 24 Juni 2022   11:55 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Semua orang memiliki cita-cita dalam hidup. Waktu kecil seringkali kita ditanyakan, "Nanti kalau sudah besar mau jadi apa?" Tentu jawabannya beragam. Ada yang menjadi polisi, guru, hakim, presiden dan jawaban yang paling banyak adalah dokter. Hihi ... ini tidak berubah sejak dulu sampai dengan sekarang.

Namun, ada yang sedikit yang lain, selain dokter, di era millenial sekarang, saat ditanya apa cita-citanya, jawabannya lebih beragam. "Menjadi youtuber, konten kerator, ingin menjadi pengusaha, atau webmaster." Jawaban-jawaban yang seperti ini sering kita dengar akhir-akhir ini. 

Anak-anak Gen Z hari ini tontonannya youtube dan tiktok. Mereka mengenal banyak youtuber yang memiliki kekayaan yang cukup banyak. Memiliki rumah gedong lengkap dengan kolam renang dan perabotan mewah. Mereka juga melakukan perjalanan keliling dunia tanpa harus berpikir berapa duit yang harus dikeluarkan. Masyaallah.

Saya ingat dulu pernah bercita-cita menjadi wartawan atau jurnalis. Saya sangat suka melihat reporter saat melaporkan berita di televisi. Dalam benak saat itu betapa mereka sangat keren. Mencari informasi, menulis beberapa catatan penting kemudian mengabarkan kepada orang-orang di seluruh dunia. 

Betapa keberadaan para jurnalis ini sangat penting. Terutama saat musibah bencana alam dan perang. Orang-orang yang menjadi korban meminta bantuan kepada pihak luar.  Sementara para pemirsa yang tinggal jauh dari mereka ingin tahu berita terkini. 

Pemberita tidak jauh dari skill menulis. Menulis tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ada kaidah-kaidah yang harus dipenuhi. Memiliki aturan dan tata cara kepenulisan. 

Tidak hanya sekadar menyusun kata menjadi kalimat dan kalimat menjadi paragraf. Susunan ratusan hingga ribuan bahkan puluh ribu kata ini membuat satu kesatuan menjadi cerita yang lengkap dan utuh. 

Saya percaya orang yang mampu menulis dengan baik karena mereka terus berlatih dan juga rajin membaca. Saya pribadi jika ditanya apakah setiap buku yang dibaca, apakah ada kata-kata atau kalimat yang lengket di ingatan. 

Jujur saya kadang tidak ingat kata perkata atau setidaknya kalimat yang utuh yang bisa saya sampaikan kepada yang lain. Nyatanya tidak teman-teman. 

Namun, saya yakin apapun yang kita baca bahkan koran bekas bungkusan pun, informasi yang ada di sana akan tersimpan di memori otak kita, entah otak bagian yang mana. 

Saat hendak menuangkan ide muncul ke dalam tulisan, kumpulan yang tanpa sadar telah tersimpan rapi tadi dengan senang hati mereka akan mencucul dengan sendirinya sangat kita butuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun