Mohon tunggu...
Siti Hajar
Siti Hajar Mohon Tunggu... Penulis - Novelis

Write for education and self healing

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Zulkifli Hasan dan Minyak Goreng

15 Juni 2022   17:21 Diperbarui: 15 Juni 2022   17:29 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.cnbcindonesia.com/news/20220603090855-4-343985

Apa yang kami harapkan sebagai rakyat yang berada di level paling bawah saat pergantian menteri perdagangan RI? Tidak lain dan tidak bukan, yang kami inginkan adalah harga kebutuhan perdapuran terjangkau.Tidak lebih dan tidak kurang. Sampai hari ini apa alasan yang jelas terkait dengan krisis minyak goreng yang dimulai sejak awal Maret lalu. Sampai saat ini harganya tidak turun, malahan makin meroket. Jelas kami rakyat kecil tidak memahami mengapa harga minyak gorang yang masih tetap tinggi.

Apakah harga bahan pokok yang satu ini tidak mungkin untuk diturunkan? Bagaimana nasib penjual warung nasi kaki lima, nasibnya tukang gorengan, bakso bakar dan juga ayam kentaki-kentakian? Haruskah kami para rakyat yang hidup di pinggiran terus menerus berjuang saban hari demi sesuap nasi? 

Bagi kami rakyat jelata, tidak penting siapa yang menjabat Menteri Perdagangan. Kami hanya mengharapkan setiap kebijakan-kebijakan yang diambil pro rakyat menengah ke bawah. Tidak hanya sekadar membuat para cukong dan investor asing senang karena mendapat untung besar karena pemerintah lebih mendengar suara mereka dibandingkan masyarakatnya sendiri. Mereka mendapat peluang besar untuk mencari keuntungannya di negara Indonesia.

Terkait minyak goreng ini kita semua tahu, Indonesia memiliki perusahaan kelapa sawit yang cukup banyak. Bahkan BUMN-PTPN Persero, yang juga termasuk perkebunan Kelapa Sawit yang dikelola pemerintah, mulai dari PTPN I sampai dengan PTPN XII. Indonesia juga memiliki perkebunan kelapa sawit yang cukup luas. Tahun 2021 luas perkebunan sawit Indonesia dilaporkan 14.663,60 ribu Ha (https://bps.go.id/indicator/54/131/1/luas-tanaman-perkebunan-menurut-provinsi).

Negara kita juga dilaporkan menempati urutan Pertama dari lima negara penghasil kelapa sawit dunia, seterusnya diikuti oleh Malaysia, Thailand, Kolombia dan Nigeria. Ini seharusnya sangat membanggakan. Namun, lagi-lagi fakta ini membuat kita sedih dan kembali bertanya di manakah keberpihakan pemerintah kepada rakyatnya sendiri?

Belum lagi perusahaan besar yang dikelola sektor swasta jauh lebih banyak. Ironisnya sebuah negara yang memiliki jumlah kebun dan perusahaan kelapa sawit sangat luas, minyak goreng sawitnya mahal. Menurut saya ini penindasan. Pemerintah sama sekali tidak mempedulikan hajat hidup warga negaranya. Apa bedanya kita hidup di zaman merdeka dengan hidup masa kolonial Belanda dulu?

Belum lagi harga cabai merah hari ini di pasar mencapai Rp.107.227/kilogram (https://money.kompas.com/read/2022/06/15/)

Harga yang sangat fantastis, bukan?

Demikian juga dengan harga beberapa barang kebutuhan pokok yang harganya tidak stabil.

Saya ingin menyampaikan beberapa tugas dan fungsi dari Kementerian Perdagangan yang saya kutip dari kemendag.co.id sebagai berikut;

Tugas Menteri Perdagangan adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perdagangan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun