Mohon tunggu...
Ka Arbol
Ka Arbol Mohon Tunggu... Mahasiswa - "Saya tahu bahwa saya tidak tahu itulah yang saya tahu"

_Musafir Cinta di Tepian_

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Orang Kecil yang Jadi Pembesar"

21 Februari 2023   08:21 Diperbarui: 21 Februari 2023   09:35 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selasa, 21 Februari 2023

Pekan Biasa VII, (Mrk 9: 30-37)

Idealnya, orang yang tidak mengerti harus berani bertanya. Tapi kenyataannya sulit sekali untuk bertanya. Ini kita lihat atau mungkin kita alami sendiri sewaktu di bangku SD. Pada umumnya kita malu bertanya meski tidak mengerti. Hanya beberapa yang berani bertanya.

Para murid Yesus tentu bukan kumpulan murid SD tapi orang-orang dewasa yang terpilih. Mereka terpilih karena dipanggil oleh Yesus. Bukan karena keahlian mereka. Dan seperti kita baca dalam Injil, kemampuan mereka rupanya tidak membuat mereka berani bertanya. Di hadapan pemberitaan tentang sengsara, wafat, dan kebangkitan Yesus, otak mereka sama sekali tak paham. Dan mereka tidak berani bertanya.

Meski tidak mengerti maksudnya, atas pewartaan Yesus ini, mereka mulai pasang strategi. Kehilangan Yesus dari tengah mereka mendorong mereka bertanya, siapa yang akan menduduki posisi Yesus. Di sini para murid bukan lagi bicara soal panggilan. Tapi soal pangkat nomor satu. Karena soal pangkat, Yesus juga masuk dan menjelaskan posisi yang baik menurut jalan pikiran Yesus.

Bagi Yesus, orang nomor satu adalah orang nomor terakhir. Maksudnya siapa yang jadi pemimpin, dia harus jadi pelayan untuk orang lainnya. Dengan demikian, orang nomor satu adalah dia yang menjangkaui semua, termasuk yang lemah. Bukan dia yang duduk di atas kursi dan tunggu dilayani. Anak kecil adalah gambaran yang pas untuk posisi seorang pemimpin. Siapa yang bisa melayani anak kecil yang lemah, dialah orang besar.

Pandangan seperti ini tentu bertolak belakang dengan logika dunia kita. Tapi dengan ajaran ini, Yesus mengajak kita untuk menjadi pelayan yang benar. Maksudnya pelayan yang melayani mulai dari kaum yang lemah. Dalam kenyataannya, pemimpin seperti ini akan dicela. Apalagi tidak ada pamornya sama sekali. Tapi bagi Yesus, melayani itu bukan untuk mencari pamor, tapi mencari yang tak dijangkaui. Maka, hari ini kita dipanggil untuk bertanya diri: siapkah saya menjadi orang besar tapi yang melayani orang kecil?

🙏Salve🙏

        😇

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun