Mohon tunggu...
kasimiro ganggur
kasimiro ganggur Mohon Tunggu... -

Nama kasimiro ganggur. saat sedang studi dan sambil kerja di luar negeri australia dan east Timor.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Timur Leste Memilih Presiden

17 Maret 2012   00:10 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:56 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, Sabtu, 17 Maret 2012, warga Repúblika Demokrátika Timor-Leste (RDTL), melaksanakan Geral Elesaun (pemilihan umum) Presiden secara langsung untuk putaran pertama periode 2012-2017. Pemilihan presiden kali ini merupakan pemilu Presiden kedua setelah negeri terbungsu di Asia ini memperoleh kemerdekaan dari Indonesia dua belas tahun silam. Berbeda dengan pemilu Presiden sebelumnya, ada sebelas kandidat yang bertarung merebut kursi tunggal kepresidenan pada pemilu kali ini, termasuk beberapa wajah lama yang pernah tampil pada pemilu 2007 yaitu Ramos Horta, Presiden Republika Demokratika Timor-Leste (RDTL) saat ini, dan Fransisco Guterres (Lu Olo), Presiden Partai Fretelin. Para kandidat Presiden inipun datang dari latar belakang pendidikan dan karier yang variatif.

Suasana kota Dili dan sekitarnya pada hari pemilu putaran pertama ini cukup tenang. Semua orang berbondong-bondong menuju Tempat Pemungutan Suara (TPS) di gedung-gedung Sekolah. Suasana ini cukup kontras dengan situasi pada masa kampanye yang berakhir pada tanggal 14 Maret 2012. Kegaduhan dan keributan yang diciptakan oleh sekelompok orang (baca: pendukung partai tertentu) terdengar hampir di setiap sudut kota Dili. Para pendukung dan simpatisan dari partai tertentu seringkali mengadakan pawai keliling kota Dili berkostum tertentu, memperlihatkan gambar dan poster calon presiden, sambil berteriak menyatakan dukungan mereka untuk calon yang diusung. Keseringan group-group berkumpul, lalu membentuk gerombolan berjalan melintasi jalur jalan raya publik, tidak hanya menghambat dan memperlambat transaksi di Ibukota Negara, tapi juga menimbulkan ketakutan bagi sebagian besar masyarakat.

Banyak taksi, mikrolet, bis travel dan mobil pribadi harus menghindar, mencari jalan alternative karena jalan sudah diblok oleh brigade group pendukung partai tertentu. Di samping itu, ada banyak warga merasa takut menyaksikan gerombolan orang yang berpawai. Ketakutan sebagian besar warga ini sangat beralasan. Masih teringat baik dalam memori mereka tragedi berdarah terjadi di beberapa Distrik pasca pemilu 2007 termasuk di kota Dili, ibu kota negara Timor Leste. Tragedi yang memakan korban baik nyawa manusia maupun rumah-rumah pribadi dan sarana publik habis dibakar itu, bermula dari ketidakpuasan para pendukung partai pemenang pemilu (Fretilin) secara ‘kuantitatif’, ‘jumlah suara’ tetapi gagal memimpin karena kalah dalam ‘kualitatif’,‘berpolitik’ (baca: koalisi). Ada kecemasan publik bahwa pemilu di wilayah bekas jajahan Portugis dan bekas provinsi ke 27 Indonesia itu, akan mengulangi hal serupa.

Barangkali belajar dari pengalaman masa lalu dan menanggapi issue yang beredar jelang pemilu Presiden, kesatuan petugas keamanan dari The Timorese National Police (PNTL), Timorese Defense Force (FDTL) maupun The Police of United Nations (UN) bersiaga mengamankan jalannya pesta demokrasi hari ini. Kesiagaan mereka tidak hanya berpusat pada TPS-TPS, tetapi juga di sejumlah titik penting yang dianggap rawan. Menurut Kepala kepolisian Timor Leste bawha ia sudah mengerahkan anggotanya untuk mengamankan pelaksanaan pemilu hari ini. Tentu bicara soal keamanan di sini tidak hanya pada hari puncak pemilu. Para petugas keamanan mesti harus selalu siaga mulai hari ini dan terutama pada hari pengumuman hasil pemilu putaran pertama. Kenyamanan pada hari pemilu dan pasca pemilu ada di tangan aparat keamanan. Aparat keamanan adalah kunci suskes sebuah keamanan di Negeri Timor Leste. Mudah-mudahan genjatan senjata antara polisi dengan tentara pada masa krisis 2006, lantaran issue politis, yang mengorbankan sedikitnya enam orang polisi, tidak terulang kembali. Harapan serupa disampaikan oleh Paus Benediktus XVI, menyongsong pemilu Presiden Timor Leste hari ini, sebagaimana dilansir Suara Timor Leste (STL) pada Jumad, 16 Maret 2012.

Sementara itu, Faustino Cardoso, Presiden The Commisaun National Elesaun (CNE)/ National Election Commission, yang dirilis dalam situs resmi CNE mengingatkan para pemilih untuk mengambil bagian secara aktif pada pemilihan presiden hari ini.

Pemilu Presiden yang dimulai pukul 07.00 sampai pukul 03.00 wst, yang dilaksanakan di setiap 65 Subdistrik (kecamatan) dan tersebar pada 850 TPS ini, diikuti oleh 600.000 voters.

Inilah nama ke sebelas calon presiden yang tampil pada pesta demokrasi hari ini: Manuel Tilman, Taur Matan Ruak, Fransisco Guterres, Fansisco Do Amaral (Almarhum), Regorio Lobato, Maria Da Silva, Angelita Pires, Jose Ramos Horta, Fransisco Gomes, Jose Luis Guterres, Abilio De Araujo, Lukas Da Costa dan Fernando La Sama. Dari dua belas calon ini, Fransisco Do Amaral, seorang proklamatorRDTL dancalon tertua, tak sempat ikut dalam perhelatan politik yang paling bergensi ini, keburu dipanggil oleh Sang Kuasa pada 6 Maret 2012 lalu, ketika masa kampanye pemilu sudah dibuka.

Matan Ruak VS Guterres (Lu Olo)

Banyak analist dan pakar politik Timor Leste mempresdiksikan bahwa Taur Matan Ruak berpeluang menang dalam kancah pemilihan presiden di Timor Leste. Florencio Mario Viera, pengamat masalah Timor Leste dari ‘East Timorese Indonesia Citisen Association, (ETICA), sebagaimana yang diberitakan oleh Suara Timor Leste (STL), misalnya, berpendapat bahwa pemilihan presiden Timor Leste akan dimenangkan oleh mantan Panglima Angkatan Perang Timor Leste (FDTL), Taur Matan Ruak. Dia menambahkan bahwa Taur Matan Ruak, seorang mantan gerilyawan perang pada zaman Indonesia itu,akan mendapat perlawanan kuat dari Lu Olo, Calon Presiden dari Partai berkuasa di Timor Leste, Fretilin,yang berposisi sebagai ketua Partai Fretilin dan mantan Ketua Parlemen Timor Leste 2002-2007.

Siapapun pemenangnya, terlepas dari partai apa yang mengusungnya, masyarakat Timor Leste yang berjumlah 1,066,58 jiwa ini, mengharapkan suatu pemilu yang kondusif, bersih, bebas dari segala bentuk mafia, pertikaian dan percekcokan, baik pada hari ini, maupun pada hari pengumuman pemenang pemilu. Presiden yang terpilih toh pada akhirnya adalah Presiden untuk semua, yang akan memimpin Negeri yang merdeka pada 20 Mei 2002 itu, selama lima tahun ke depan. Siapakah yang terhebat dari litani kandidat yang bakal menjadi presiden terpilih Timor Leste periode 2012-2017? Nantikan jawabannya pada laporan selanjutnya.

*Berita ini disari dari Suara Timor Leste (STL) dan Local Daily News

By Kasmir Nema

Dili, Timor Leste

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun