Mohon tunggu...
Dwi Okta Nugraha
Dwi Okta Nugraha Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger gado-gado Medioker di http://www.kasamago.com | dwioktanugroho.wordpress.com | twitter: @kasamago

Penggemar Hamster Sejati, Penyayang Kura Kura, Penikmat Unggas , Penonton Film, dan Pecinta tanaman.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

NEFOS, Wujud Perang Asimetris Bung Karno terhadap kekuatan Barat

22 Februari 2014   21:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:34 969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

NEFOS atauThe New Emerging Forces, adalah bentuk kekuatan ketiga yang dicetuskan oleh Bung Karno di pertengahan 60-an sebagai bentuk perlawanan terhadap kekuasan neoimperialism Barat yang masih sangat kuat saat itu. Bahaya kolonialisme barat ternyata bukan berasal dari kekuatan militer saja tetapi dibelakangnya ada kekuatan yang jauh lebih kuat yakni penjajahan dalam wujud dan cara terselebung. Kala itu kekuatan ketiga ini sungguh ditakutkan oleh Barat, Indonesia sebagai Negara mudah dengan cepat dan tepat mampu memainkan peran strategis di pentas dunia. Memprkarsai Gerakan Non Blok, Konsferensi Asia Afrika dan dapat bermain cantik ditengah apitan adidaya Soviet dan Amerika. Sejatinya Bung Karno meerupakan sosok yang sangat visioner, gagasannya saat ini seolah di diduplikat oleh beberapa Negara, semisal dalam persaingan Global melawan barat di bidang Ekonomi, China dan Rusia merapat membentuk Shangai Cooperation Organization (SCO), menyusul India Brasil dengan membentuk BRICS disusul Afsel dan di lingkup regional Presiden Rusia, Vladimir Putin tengah membandun blok tandingan Eurasian Union dengan aktif mengajak eks Negara pecahan Uni Soviet sebagai anggotanya.

Apa yang dilakukan China, Rusia, India dan lainya adalah salah satu bentuk Perang Asimetris yang diarahkan kepada kekuatan kapitalisme global Barat (AS-UE). Kebijakan a Million Friends and Zero enemies saat ini haruslah diubah dan kembalikan murni pada politik Bebas Aktif karena makna Bebas dan aktif ini sangat fleksible dalam menghadapi konstelasi global saat ini. Jauh sebelum apa yang dilakukan oleh Rusia, China, India dengan BRICS dan SCO nya, Indonesia dalam sejarahnya telah lebih dahulu memikirkannya ! Incredible Visioning by Bung Karno, sebuah kebanggaan yang luar biasa, pantas bila barat masih tetap berusaha menutup jalan bagi Bangkitnya SuperPower baru dari Asia Tenggara.

Iran, Contoh keberhasilan NEFOS?

Iran yang pertama kali mengalami serangan Asimetris Baraat berupa penggulingan Perdana Menteri Iran, ditahun 1955. Pasca lahirnya Revolusi Islam, kembali Iran diserang barat melalui tangan Pasukan Saddam Husein. Berharap Iran yang dalam kondisi tak stabil hancur oleh serangan Irak ternyata tak terbukti, Iran justru meng Kick Back Irak sampai Perjanjian Damai di teken kedua pihak. Dilihat dari sisi manapun, Iran menang telak atas Irak. Belajar dari pengalamannya, Iran kemudian membangun kekuatan militer nya secara mandiri, blockade dan isolasi total dari barat seolah resisten ditangan Iran.

Klimaksnya saat Iran melanjutkan kembali pembangunan reactor Nuklirnya setelah vakum pasca jatuhnya Rezim Shah Iran, dipimpin Amerika, barat beramai ramai melarang Iran memiliki teknologi Nuklir, anehnya saat Iran di bawah Shah justru barat dengan suka cita membantu Iran membangun reactor Nuklirnya. Dibidang Militer, Amerika yang banyak mewarisi alutsistanya pada Iran menganggap seluruh Alat perang buatannya mangkrak, discrap akibat embargo justru terperangah. Iran malah sukses berdikari, Alutsista buatan AS masih opersional hingga kini, bahkan industry militer Iran kian maju setelah sukses mengcopy Alutsista AS seperti F5 Tiger (Saeqeh), dan kini tercatat sebagai negara produsen Drone/UAV canggih.

Menteri BUMN, Dahlan Iskan saat berkunjung ke Iran pun kagum pada kemajuan Iran, ditengah gempuran isolasi barat Iran justru dapat memiliki teknologi mutakhir. Iran berhasil melewati cobaan hebat yang hadir diawal awal revolusi Islam, perlahan kesulitan menyelimuti bangsa Iran mampu disulap dengan sebuah keberhasilan berkat kerja keras dan semangat pantang menyerahnya.

Mari kita hayati lagi ucapan Presiden Sukarno, “Indonesia seharusnya menjadi bangsa besar yang menghargai perjuangan. Sebab hanya bangsa yang menghargai kepedihanlah, yang punya peluang memimpin dunia. “Kita harus berani hidup dengan menyerempet-nyerempet bahaya,” “Berani ber-vivere pericoloso.” (Inilah.com/Revolusi Iran, Bung Karno dan Vivere Pericoloso). Yap, Indonesia adalah satu satunya Negara di kawasan yang mendapatkan kemerdekaannya dengan perjuangan berdarah,penuh penderitaan, dan sebagainya. “kebenaran akan datang ketika penderitaan sudah dilewati, Kebahagian akan hadir ketika kesengsaraan dapat dilewati” .

Kini Pergantian pemimpin Republik Indonesia sudah diambang pintu, banyak negara yang sarat akan kepentingan terhadap Indonesia, mengfokuskan perhatiannya pada bumi nusantara. Potensi serangan secara Asimetris menjelang dan pasca Pilpres 2014 akan sangat ramai, hal ini dibuktikan dengan tingkah polah 3 negara tetangga yang sengaja memancing kehangatan dari pemerintah Indonesia. Apa yang diperbuat oleh para tetangga merupakan salah satu bentuk penyerangan secara Asimetris terhadap Indonesia. So,  tetap waspada akan berbagai gerakan taktikal baik dari dalam maupun luar negeri demi mencegah hal hal yang tidak dinginkan oleh bangsa ini, semoga Pemilu 2014 berlangsung lancar, damai, aman dan berhasil mengangkat sosok pemimpin yang idamkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun