Mohon tunggu...
Dwi Okta Nugraha
Dwi Okta Nugraha Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger gado-gado Medioker di http://www.kasamago.com | dwioktanugroho.wordpress.com | twitter: @kasamago

Penggemar Hamster Sejati, Penyayang Kura Kura, Penikmat Unggas , Penonton Film, dan Pecinta tanaman.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Insiden Tolikora, Upaya Balkanisasi Indonesia?

22 Juli 2015   09:25 Diperbarui: 22 Juli 2015   09:25 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


-wallpaperwind.com-

Beberapa waktu lalu, jagat bumi nusantara goyang oleh pemberitaan terkait kerusuhan yang terjadi di wilayah Tolikara, Bumi Cenderawasih Papua. Kerusuhan berupa penyerangan terhadap warga oleh ratusan orang tak dikenal mengakibatkan banyak kios dan sebuah masjid terbakar.

Terbakarnya sebuah masjid menjadi detonator berbahaya bagi meletusnya konflik horizontal yang bernafaskan SARA. Para petinggi Republik bertindak cepat dengan mengunjungi langsung lokasi , memberikan pernyataan yang menyejukan publik dan sedikit meredakan publisitas bombastis media mainstream. Masyarakat berharap, Pemerintah, TNI/Polri dan Badan Intelejen Negera dapat mengungkap dan menyikap tabir sejelas jelasnya terkait kasus Tolikara hingga selesai tuntas, apa motif nya, siapa dalang penyerangan dan sebagainya.

Berbicara Papua, pulau terbesar NKRI adalah satu dari sekian  wilayah yang identik dan sensitive terhadap konflik, baik horizontal maupun vertical, bahkan diagonal. Ketika Aceh dan Maluku Selatan dapat dipayungi, Papua Belum lah sepenuhnya usai, sejak harta karun dalam perut cenderawasih terkuak ke dunia, pulau surga ini menjadi salah satu idola penting bagi penguasa dunia saat itu hingga saat ini. Kekayaan bumi, laut dan udara Papua sungguh tiada tanding, menjadi keniscayaan bahwa ada pihak terkuat didunia yang sangat menginginkan tanah Papua, itulah sebabnya perusahaan tambang terbesar di dunia ogah untuk meninggalkan tanah Papua sebelum hartanya habis mereka kuras. Kondisi ini diperparah dengan kondisi peradaban Papua yang sangat ironis dengan kekayaan alam nya, isu HAM dan gerakan Separatis membuat Papua mudah disulut pihak asing untuk digoncang dengan berbagai tuduhan.

Peristiwa Tolikara harus diwaspadai extra ketat, bisa jadi tercium indikasi adanya upaya “Test the Water” guna melihat reaksi publik tanah air pasca di pancing dengan insiden Tolikara. Untuhlah Pemerintah dan Publik cukup tenang, kritis dan matang dalam menyikapi hal ini sehingga Upaya memancing riak air dengan lemparan batu bisa distop sejak dini. Lalu, apa jadinya bila Test The Water berhasil, Insiden Tolikara membuka gerbang kerusuhan, konflik, dan goncang gancing di bumi cenderawasih sehingga menjadi perbincangan isu keamanan paling hot didunia. Bila tak diatasi bisa kita tebak, PBB akan turun tangan dan ada negara kuat yang akan memainkan peran nya langsung dengan membonceng PBB. Sejarah membuktikannya dengan memberi contoh pada pecahnya Republik Federal Sosialis Yugoslavia (Balkanisasi ), Lepasnya Timor Timur dari wilayah NKRI.

Sekali lagi waspada, bila ada upaya merongrong kerukunan umat beragama dan Persatuan nasional dengan letupan konflik-konflik yang bisa jadi merupakan permainan intelejen asing. Di era Informasi saat ini, Pertempuran tidak lagi harus head2head, perang konvensional (Simetris) ala Perang Dunia, Perang Vietnam atau Malvinas tetapi saat ini ada era nya Perang Asymetris, Perang Cyber, Proxy War, atau Perang Hybrida. Sebuah perang dengan menggunakan tangan milik orang lain yang memberikan keuntungan pada si dalang, sedang wayangnya saling menghancurkan satu sama lain.

Last, Kepulauan Nusantara dalah wilayah yang dianugerahi Tuhan dengan kekayaan luar biasa, letak geografis yang strategis, dan dianggap keturunan Atlantlis, membuat banyak pihak sangat tergiur untuk menguasai Nusantara dengan berbagai merk, cara, metode tanpa henti.

Dukung Aparat dan Pemerintah untuk menuntaskan Insiden ini. Terus perhebat kekuatan Militer nasional  dan Salam NKRI.

| Kasamago.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun