Mohon tunggu...
Dwi Okta Nugraha
Dwi Okta Nugraha Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger gado-gado Medioker di http://www.kasamago.com | dwioktanugroho.wordpress.com | twitter: @kasamago

Penggemar Hamster Sejati, Penyayang Kura Kura, Penikmat Unggas , Penonton Film, dan Pecinta tanaman.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berburu Buaya Liar di Desa Nusadadi Kecamatan Sumpiuh, Banyumas

13 Februari 2016   10:38 Diperbarui: 13 Februari 2016   11:30 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dok. Pribadi - Kasamago.com"][/caption]

Jam tangan Casio W123A tengah menunjukan angka di 14.00 WIB ketika saya bersama Team dari Satpol PP Kabupaten Banyumas Unit Pengendalian Hewan Liar (Uphal) tengah bersiap bergerak menuju wilayah kecamatan sumpiuh, Kabupaten Banyumas. Sebuah kasus heboh tengah melanda desa di wilayah tersebut tepatnya di Desa Nusadadi, desa yang masih dipenuhi hamparan sawah hijau dan juga rawa-rawa.

Menjelang Pukul 16.00, saya dan Team Satpol PP Kabupaten Banyumas unit Uphal telah tiba dilokasi dan langsung bergabung dengan Team dari Taruna Siaga Bencana (Tagana), Polsek Sumpiuh , BKSDA dan Masyarakat sekitar. Setelah mulai marak laporan tentang serangan buaya yang memasuki pemukiman warga dan diduga pelaku penculikan hewan ternak, pihak terkait seperti Perangkat desa, Polsek, Tagana dan masyarat segera memberlakukan siaga satu dengan mendirikan pos pemantauan serta menyiapkan rencana untuk memburu sang buaya liar tersebut.

Jumlah buaya yang dilaporkan masyarakat dikabarkan berjumlah cukup signifikan, baik yang berdimensi remaja maupun yang telah berusia matang. Melihat kondisi lingkungan desa Nusadadi yang dikelilingi rawa-rawa dan sungai besar, tentu sangat wajar bila daerah ini menjadi objek wisata menarik bagi para Buaya. Namun baru di awal Februari 2016 lah para buaya mulai menunjukan agresifitasnya dengan melanggar zona merah memasuki areal pertanian dan pemukiman warga, di duga kuat buaya-buaya tersebut terganggu logistik dan distribusi makanan nya, sehingga nekad menganggu hegemoni ketenangan manusia.

Saya yang sedari awal bertekad mendokumentasikan penampakan buaya dan aktifitas perburuan, selalu menyiagakan jari telunjuk di tombol shutter kamera. Siap sedia menjepret apa saja yang mirip buaya. Lokasi penampakan buaya ternyata adalah sebuah sungai mirip Sungai serayu, lebarnya sekitar 15 meter, saya pun menanyakan nama sungai ini kepada salah seorang warga,” Sungai Gatel” jawabnya. Di pintu masuk menuju Sungai telah berdiri tenda pemantauan milik Team Tagana dan Spanduk Peringatan “Awas Berbahaya” dari Polsek Sumpiuh.

Ketika Saya dan Team Satpol PP Unit Uphal tiba di sungai Gatel, Sungai telah dipenuhi banyak warga sekitar, bagaikan ramainya menonton pertunjukan layar tancap atau operasi penangkapan Teroris. Tak lama bagi saya untuk segera melihat penampakan buaya, Alamak Buaya nya mirip seperti di Kebun Binatang dan Tayangan National Geographic. Reflek jari saya menekan Shutter dan terjepretlah sang Buaya dalam posisi setengah tubuh nya tenggelam. Persis seperti kapal selam sedang ngetem.

 [caption caption="Kasamago.com"]

[/caption]

Tak berlangsung lama, di iringi udara yang lembab dan hujan rintik-rintik membasahi bumi, Team Tagana, BKSDA, Satpol PP dan dibantu masyarakat bersiap menyiapkan diri melaksanakan Operasi Penangkapan Buaya yang baru Nampak satu ekor tersebut. Jaring dan umpan se ekor itik disiapkan, namun feeling saya dan juga puluhan warga yang menonton diatas mengatakan, Penangkapan ini bakalan gagal karena metode yang di gunakan sangat out to date. Terbukti sang buaya dengan lihai dan enjoy selalu mengkelabui para team pemburu buaya ala permainan petak umpet. Sangat jauh berbeda dengan teknik perburuan yang dapat kita saksikan di tayangan National Geographic, cepat, lihat dan tangkas !

Sang Buaya sangat mahir menunjukan maneuver luar biasa, umpan yang di datangkan tak dimakan, jaring yang di siapkan juga mampu di jebol. Manuver buaya tersebut mengingatkan saya dengan simulasi perburuan Kapal Selam Kilo yang sudah dikenal sangat sulit terdeteksi dan ditangkap oleh Kapal-kapal Perang NATO dan Amerika Serikat.

Satu Jam usaha perburuan tak membuahkan hasil, ditambah intensitas hujan semakin pekat. Tanpa dikomando, Saya, Team Pemburu dan Para penonton langsung bergegas membubarkan diri menuju rumah masing-masing untuk menghangatkan diri Serta membiarkan sang buaya tersenyum dengan asyiknya.

Pukul 17.15, Saya dan Team Satpol PP memutuskan untuk kembali ke Markas dan menyerahkan sepenuhnya kepada Team Tagana dan BKSDA, semoga saja Sang buaya lekas tobat dan menerima penyerahan diri secara ikhlas. Meski tak Stand By di lokasi, Team Satpol PP tetap siaga kapan saja untuk segera meluncurkan ke TKP apabila dibutuhkan segera.

Http://kasamago.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun