Mohon tunggu...
Rizki Subbeh
Rizki Subbeh Mohon Tunggu... Guru - SAYA ADALAH SEORANG GURU

Dekonstruksi Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Dilan untuk Bumi Manusia

25 Mei 2018   23:12 Diperbarui: 27 Mei 2018   20:30 1136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah dunia perfilman Indonesia digegerkan dengan Dilan 1990. Sekarang giliran Bumi Manusia yang akan menggemparkan Indonesia. Kedua film tersebut memiliki kesamaan yaitu sama-sama di adaptasi oleh salah satu novel terpopuler dan salah satu aktor juga bermain di kedua film tersebut. 

Sebut saja Iqbal, aktor utama dalam film Dilan 1990. Keberhasilannya memerani Dilan menjadikannya pilihan oleh produser Hanung Bramantyo dalam film Bumi Manusia. Tentu sebagai produser pasti memiliki perhitungan dan alasan kenapa Iqbal ex Dilan 1990 terpilih sebagai pemeran Minke.

Terpilihnya Iqbal Ramadhan sebagai pemeran Minke tentu direspon positif oleh penggemarnya. Namun, dalam kegirangan yang dirasakannya, banyak juga yang menyayangkan kenapa Iqbal yang harus memerankan sosok Minke di film Bumi Manusia. Respon negatif tersebut muncul dari beberapa penggemar Pram. Sebab, mereka menganggap memfilmkan karya Pram harus mengetahui secara mendalam setiap tokoh atau penulisnya sendiri. 

Kita tahu Pramoedya Anan Toer merupakan penulis angkatan 1950-1960-an. Melihat periodesasinya, tentu karya yang diciptakan oleh beberapa pengarang membahas tentang sosial, budaya, dan politik negeri. Apalagi novel "Bumi Manusia" jelas membahas strata sosial pada jaman hindia belanda. Dari sinilah banyak penggemar Pram memberi komentar terhadap Iqbal dan Hanum.

Mereka seakan tidak terima jika Bumi Manusia dijadikan sebagai lahan income dengan menyangkut pautkan ketenaran Iqbal ex Dilan 1990. Karena Bumi Manusia merupakan sejarah dan gambaran umum Indonesia yang ditulis secara apik oleh Pram. 

Melihat hal tersebut maka dapat dipastikan penggarapan film Bumi Manusia ada dua kecendrungan yang akan ditampilkan yaitu pertama pencitraan tokoh Minke dengan Annelis jika benar demikian maka Hanum tepat memilih Iqbal sebagai daya dorong serta daya jual film Bumi Manusia. Karena kita mengetahui keberhasilannya dalam peran Dilan 1990. 

Kedua tentang kemanusiaan. Jika Hanum menampilkan pula fenomena kemanusiaan dalam Bumi Manusia maka salah besar jika memilih Iqbal sebagai Minke. Sebab, kesakralan Minke tidak didapatkan pada sosok Iqbal sendiri.

Iqbal ex Dilan 1990 dalam promo film Bumi Manusia sangat tidak memiliki karakter sebagai pemeran Minke. Balutan kostum dengan gestur wajah yang dimiliki Iqbal dianggap sebagai penyimpangan karakter Minke sendiri. Meski kostum yang dipakai sudah menunjukkan perbedaan strata antara priyai dan masyarakat biasa. Ini juga dapat dijadikan patokan bahwa film Bumi Manusia garapan Hanum Bramantyo hanya semata-mata ingin meraih kesuksesan segi finansial dan bisa saja menghilangkan sebagian cerita yang penting untuk diserap oleh para penikmatnya.

Penilaian ini tidak semata-mata keluar tanpa adanya suatu telaah terlebih dahulu. Sebab, melihat karya-karya Pram merupakan karya fenomenal yang pernah dimiliki oleh Indonesia. Ditambah, Pram juga menjadi orang pertama sebagai kandidat  nobel sastra dunia. Melihat jeripayanya, sayang sekali jika karya-karyanya di filmkan dengan tujuan pribadi saja terlebih demi penghasilan dari penjualan film Bumi Manusia.

Meski dalam sastra tidak ada tutur kata yang mengikat dan mewajibkan agar tidak memanfaatkan karya sebagai lahan basah. Namun, ada baiknya memberikan suguhan yang bermanfaat untuk generasi selanjutnya. Tentu tujuan tersebut lebih menguntungkan dan lebih bermoral karena memberikan suatu pelajaran serta gambaran era dulu.

Anggapan ini diperkuat dengan beberapa akun IG mengenai pro kontra film Bumi Manusia. Kebanyakan akun IG berkomentar negatif dengan terpilihnya aktor-aktor pemain sebagai penunjang dan pendongkrak popularitas dari nama Bumi Manusia itu sendiri. Ini terkesan tumpang tindih antara dulce at utile dan history Indonesia. 

Penulis

Rizki Subbeh

Jember 25 Mei 2018

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun