Mohon tunggu...
Rizki Subbeh
Rizki Subbeh Mohon Tunggu... Guru - SAYA ADALAH SEORANG GURU

Dekonstruksi Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | (Sodor) Sodorkan

23 Maret 2018   07:30 Diperbarui: 23 Maret 2018   09:39 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc. kebudayaan.kemdikbud.go.id

Sela-sela kesibukan, aku menyempatkan diri menikmati secangkir kopi luak di kantin kantor. Kopi ini sangat mahal karena memiliki cita rasa yang sangat luar biasa. Tepat pukul 12.00 aku duduk di tengah-tengah kantin, tepat di bawah kipas yang berputar. Ini merupakan tempat bebas asap, artinya bebas merokok. Sudah biasa bagi orang penting sepertiku sangat perlu menyisihkan waktu untuk menikmati secangkir kopi dengan rokok yang ku seduh. 

Momen ini sangat langkah bagiku, karena sebagai pimpinan perusahaan tidak bisa berleha-leha. Aku bekerja di suatu perusahaan kontraktor Jaya Abadi (PT. Kontraktor Jaya Abadi). Ini merupakan pekerjaan yang sudah lama aku kembangkan sendiri. Butuh waktu 20 tahun untuk mendirikan perusahaan ini, karena aku harus babat alasuntuk mempromosikan ke semua kalangan yang membutuhkan jasa perusahaanku. Sekarang aku telah berhasil menembus kesemua lini hingga pemerintahpun sudah sering menggunakan jasa kami.

Setengah jam berlalu, kopi tinggal separuh cangkir, rokokpun sudah habis 3 batang. Aku mulai bergegas ke musolah, untuk mempersiapkan diri menghadap Illahi. Berjalan menuju lorong musollah, kebetulan musollah berdekatan dengan kantin, mungkin sekitar 6Meter. 

Setiap aku menuju ke-arah manapun banyak karyawan yang menyapaku, maklum aku adalah pendiri sekaligus pimpinan abadi, dapat terganti jika ankku sudah dewasa nanti. Kebetulan anakku masih duduk di bangku SMA kelas 2, yang satunya duduk di SMP kelas 1. Aku memiliki dua orang anak, anak pertamaku bernama King dan kedua Queen. Sengaja aku berinama seperti itu, karena mereka akan menggantikan posisi yang aku jabat sekarang.

Usai sholat, aku menuju ke ruang kerja. Berharap ada job nantinya, mungkin saja pihak pemerintah yang menelponku untuk bekerja sama. Sekarang memang aku tidak sibuk mengurusi persyaratan, karena dateline perusahaan masih kurang 2 bulan lagi untuk menggarap pembangunan gedung pemerintah. Jika sudah waktunya pasti aku tidak bisa bersantai seperti ini. Jika sudah tidak ada pekerjaan, hari-hariku di isi dengan kantin dan menghadap komputer membuka website perusahaan atau membuka akun sosial media. 

Berbeda dengan karyawanku, mereka pasti sibuk mengurusi ini itu, karena mereka aku pasrahkan pada job skala kecil kadang juga mereka aku libatkan ke job yang skala besar seperti pembangunan progam pemerintah atau progam pembangunan perusahaan. Ada beberapa kriteria bagi karyawanku untuk ikut serta dalam menyikapi job skala besar, ini semua aku lakukan agar tidak ada kesalahan sekecil mungkin. 

Tentu aku memilih karyawan yang dapat bekerja keras, loyalitas, dan dapat bekerja sama baik secara tim atau individu. Untuk urusan syarat dan tanda tangan tentu akulah yang maju, karena bagiku ini mengenai kontrak kerja dan proses kerjanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 02.00, aku rasa hari ini tidak ada job yang menghampiri ke kantorku. Aku-pun pulang kerumah. Jarak dari kantor cukup jauh, sekitar 1jam perjalanan. Rumah itu pembelian pertamaku, pahit manis asam kehidupan sudah terukir di dinding dan segala isinya. Kantor tutup pada pukul 16.00 sore, namun aku seorang pemimpin bisa pulang kapan saja. Rumahku ada di Desa Bringin, salah satu desa kecil yang ada di Kabupaten Alam. 

Benar, kotaku identik dengan nama yang berhubungan pada alam. Banyak desa yang memakai nama berbau alam. Ada 8 desa di Kabupaten ini diantara; Desa Jurang Dukur, Desa Batu, Desa Bunga, Desa Songai, Desa Karang Pring, Desa Pakis, Desa Alam, dan Desa Bringin. 

Semua Desa yang ada di Kabupaten Alam memang memiliki khas masing-masing sesuai nama yang dimiliki. Desa Jurang Dukur memiliki pemandangan indah disekitarnya, karena secara geografis desa itu terletak di bukit-bukit, dapat dikatakan desa ini paling jauh dari pusat kota kabupaten Alam. Desa Batu memiliki khas pengrajin batu alam, di sana banyak warga menopang hidup dengan batu yang di olah menjadi cobek. Desa Bunga memiliki ciri khas warga yang selalu bekerja di ladang bunga, kebanyakan warga membudidayakan bunga mawar. 

Desa Songai, ini merupakan desa yang dikelilingi oleh sungai, kata "songai" berasal dari bahasa madura yang berarti sungai. Warga di sana memanfaatkan sungai sebagai ladang penghasilan, banyak yang membudidayakan ikan baik secara alamiah (keramaba) dan kolam buatan disekitar rumah warga. Ada juga yang membudidayakan sayur mayur, karena lokasi dekat dengan sungai maka dimanfaatkan untuk menanam telada air. Warga juga memakai bahasa madura sebagai alat komunikasinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun