Mohon tunggu...
Rizki Subbeh
Rizki Subbeh Mohon Tunggu... Guru - SAYA ADALAH SEORANG GURU

Dekonstruksi Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nepotisme Tidak Ada? Salah Besar, Dunia Kerja Sistem Nepotisme

16 Maret 2018   16:11 Diperbarui: 16 Maret 2018   16:42 1361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Doc bimbinganislam.com

Sudah lama mendengar KKN dilarang atau terlarang di negara ini. Namun, fakta yang mengejutkan dalam setiap bidang dunia kerja masih banyak nepotisme di dalamnya.

Pengertian Nepotisme

Nepotisme berarti suatu kondisi pro atau lebih memilih saudara atau teman akrab berdasarkan hubungannya dan bukan melihat kualitas kemampuannya.

Menurut KBBI online Nepotisme adalah perilaku yang memperlihatkan kesukaan yang berlebihan kepada kerabat dekat; 2 kecenderungan untuk mengutamakan (menguntungkan) sanak saudara sendiri, terutama dalam jabatan, pangkat di lingkungan pemerintah; 3 tindakan memilih kerabat atau sanak saudara sendiri untuk memegang pemerintahan.

Fakta Dunia Kerja

Kita tahu, setiap tahunnya negara kita memiliki lulusan mahasiswa yang tidak tanggung-tanggung dengan jumlah ribuan orang. Namun, kita juga tahu bahwa untuk mendapatkan pekerjaan masih sangat sulit bersaing. Tentu kalian juga pernah merasakannya dan pernah mendengar "untuk mendapatkan pekerjaan harus memiliki link di dalamnya". Dari ucapan yang kerapkali memberikan poin negatif bagi calon pelamar tentu akan merubah persepsi dari semangat mencari kerja menjadi putus asa. Bukan hanya membutuhkan analisis lanjutan untuk membuktikan hal ini, tetapi analisis diri sendiri sudah cukup memberi bukti bahwa dunia kerja masih memiliki sistem nepotisme.

Akhirnya banyak ratusan ribu orang yang gigit jari untuk mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. Meskipun suatu perusahaan memiliki tata cara penerimaan calon pegawai, tetap saja nepotisme masih menjadi dominasi. Lalu harus bagaimana menyikapi fenomena tersebut? jawabnya adalah selogan "menciptakan peluang dunia kerja". Slogan ini menurut saya sendiri lucu, karena secara logika ini merupakan alibi untuk orang-orang yang tidak memiliki link dunia kerja. Negara sepertinya buta dengan fenomena ini, sehingga banyak sekali wacana yang diterbitkan dengan alasan untuk mendorong rakyat menciptakan dunia kerja.

Simbolisasi Loker, Saya katakan simbolisasi karena kebanyakan besar setiap bidang pekerjaan, baik dari perusahaan yang berbasis bisnis, pendidikan, dan politik selalu memamerkan pamflet dan iklan peluang menerima pegawai. Nyatanya itu hanya sebagai penarik dan mencari antusias masyarakat, entah apa tujuannya namun jika diprosentasikan 75% yang akan diterima sebagai pegawai melalui sistem nepotisme, sisanya adalah murni dari kemampuan calon pegawai. Ini bukan hanya opini namun kalian juga tentu merasakan pahitnya nepotisme dalam dunia kerja. 

Jika disangkut pautkan dengan demokrasi, Indonesia masih belum secara mutlak menerapkan. Karena, banyak persoalan di dalamnya yang masih mengunggulkan sistem lama baik nepotisme dan elitisme. Dari sini kita tahu bagaimana peran seorang pemimpin untuk dapat menarik teman atau saudara. Ini sangat berbeda jauh dengan pengertian demokrasi itu sendiri, dimana demokrasi memiliki aturan yang di starakan baik dari kalangan elit maupun kalangan bawah.

Lalu, bagaimana nasib orang bawah yang berkeinginan menjadi pegawai?

Jawabannya hanyalah pemerintah yang tahu.

Penulis : Rizki Subbeh

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun