Mohon tunggu...
kartoyono yono
kartoyono yono Mohon Tunggu... Novelis - Titeni Bakale ngerti, lossdol lanjut lehmu wasapan , yeng mantan nakokke kondo wae wes Dol .nek entek kuota tak tukokke pakete. iku tandane iku ora rindu, nanging kangen angete awakmu nduuk..kono ujo kekarepanmu apusiterus elah aku..lagi 10 tahun kok kowe minggat ambek dekne kono terusne nagtek 50 tahun engkas..mbok tutup tutupi Nomere mbik ganti ra oipo opo , wes honta ganti bakul sayur nagti tukang Las..titenono bakali ngerti dewekabeh ..bukti..
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Aquarius

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dilema Pendidikan "Daring" Era Jokowi

21 Oktober 2020   16:40 Diperbarui: 21 Oktober 2020   16:50 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HartinI wirofazar N. ( dokpri)

BrataposMedia.ID_ OPINI _   Pati_ 21/101/2020 _-ddf-  Heran kenapa harus kita yang keliling menawarkan kesempatan membangun Sisdiknas , Sistem Pendidikan di Indonesia, semua  Konsep yang dibangun   Sejak   Menteri   Daud    Yusuf  sampai  entah sekarang.  Menteri muda  Nadim Makarim ...semua berubah total  ya Total..,,...  , .ini   Konsep pendidikan Indonesia sudah pada saatnya berubah konsep  Pendidikan   di Indonesia. 

Pasarnya  Potensi penduduk yang besar, posisi strategis-di jalur perdaganan antar benua, sekalipun produksi  bahan mentah indonesia menurut   kita   masih membutuhkan sumber daya Handal dan Tekhnokrat pemikir Kebijakan sistematis Holistis , bukan perangkat  strukturakl dan sarana fisik saja  Pembangunan SDM indonesia  tetap adalah prioritas, tapi masih  Terlambatnya penyerapan tenaga kerja Handal , ekspet dibidangnya di Indonesia kalah dengan sumber daya dari Asing  yang menguasai centralk central industri besar , bisa bawa   semua sumber Daya itu semua terkuras Oleh bangsa Asing seperti  Non Migas dan migas speerrti minyak  Bumi kita  yang tak kalah dengan yang dari luar. 

Sungguh tidak masuk akal, kalau kita  Punya  Kilang Minyak   Besar  dan banyak sumur di Bur ,  sekian banyak sehingga masih impor Minyak, Kepiya akalnya .  Praktek dagang kan bilang, kalau kita yang keliling menawar-nawarkan maka posisi tawar kita rendah. Kalau orang datang menawar maka posisi tawar kita tinggi.Pemerintah, tolong kerjakan apa yang masuk akal sajalah... jangan yang tidak masuk akal..  Pednidikan Kita sudah carut marut Hilang kiblat dan kehilangan arah, karakter dan jati diri bagaimana Tidak .  

Apa yang disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim perihal kegiatan belajar mengajar dengan pemanfaatan teknologi informasi akan menjadi hal yang mendasar serta pembelajaran jarak jauh akan dipermanenkan adalah sebuah kebijakan akresif dan adaftif.Sadar atau tidak, Covid-19 menjadi pintu masuk bagaiama kemudian seluruh aktivitas umat manusia berubah dan menghadapi budaya baru. 

Aktivitas pendidikan, pemerintahan, bisnis dan bahkan cara manusia beribadah dengan Tuhannya juga berubah. Senang atau tidak, modeling baru melalui pemanfaataan teknologi informasi harus dilakukan bagi seluruh aktivitas. 

Namun, bagi masyarakat kita menimbulkan diskursus panjang. Ada banyak orang mempertanyakkan apakah model pembelajaran daring efektif atau bekerja di rumah dapat mencapai target? Pemikiran skeptis ini dapat kita cermati di media sosial, dan percakapan langsung dengan berbagai masyarakat pada tingkat akar rumput. Namun,  To be or not to be, Covid-19 mengantarkan kita kepada adaptasi kenormalan baru, sebuah budaya baru menghatar kita ke era revolusi industry 4.0. 

Sebenarnya tidak perlu kaget dengan budaya baru ini bila seluruh komponen bangsa mempersiapkannya. Telah disampaikan puluhan tahun yang lalu oleh para ahli seperti Thomas Loren Friedman (2005) dengan judul buku "The World Is Flat: A Brief History of the Twenty-first Century" dan Kenichi Ohmae (2008) dalam bukunya "The Borderless World". Telah dijelaskan dalkm seminar itu bahwa di era abad 21 melahirkan budaya baru dengan teknologi informasi dan komunikasi menjadi penggerak utama seluruh kehidupan umat manusia.secara keseluruhan.  

Bagi bangsa kita, aktivitas daring adalah "Culture Shock" "Futurte Shock  "  , Tradisional Shoch, epoche sochk, dan shock shock lainnya , akan semakin terlihat jurang pemisah dimana orang Keya dan orang miskin kelihatan , yang kaya bisa menikmati secara lelauasai karena padat modal kapital, sedangkan Yang kere dipaksa ikut alur kapitalisasi Komunisasi-Komunis Kapital mmaaf komunis Bukan faham tetapi cara bergerak dan bekerja dengan cara Komunis ( red.)perasaan terkejut, gelisah dan meragukan. 

Oleh sebab itu, budaya baru ini tentu harus dibarengi dengan persiapan infrastruktur teknologi informasi yang kuat, SDM (siswa/guru/pengajar) yang mumpuni, Konten digital sebagai bagian yang terpenting dalam kegiatan belajar mengajar harus tersedia. Ini jugalah menjadi peluang bagi para pustakawan untuk mengintegrasikan layanan perpustakaan dengan penguatan pendidikan saat ini. 

Salam Literasi dan Salam Sehat. bagaimana bisa naka naka kita belajadarrumadan Bagaimana caranya Puisa berjalan bisa bekerja sendiri otomayisasi illuminerisasi , numerisasi , cekisisasi cek cek cek bekerja  dari   rumah   (Hartini wiropajar - Pemikiran era Daring)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun