Mohon tunggu...
adi susilo
adi susilo Mohon Tunggu... Wiraswasta - pemerhati sosbud

Mendengar dan Berbagi Kabar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Perdagangan Era Kolonial di Semarang

16 Agustus 2022   13:46 Diperbarui: 24 Agustus 2022   15:59 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dok. sudut bangunan yang dibuat tahun 1866 masih berdiri megah. (dokpri)

Jejak kejayaan perdagangan pada era kolonial Belanda di Semarang masih dapat dirasakan dengan pelestarian kawasan dan bangunan tersebut ditetapkan menjadi cagar budaya oleh Pemda setempat. Bahkan saat ini dikembangkan menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup menarik untuk menikmati sisa sisa kejayaan pusat perekonomian yang ada di Kota Semarang. 

Pelabuhan Tanjung Emas dan sungai Mberok  meninggalkan cerita kalau sungai ini dapat dilalui kapal berukuran kecil untuk merapat ke kawasan kota lama ini untuk bongkar muat barang dagangan.

Bangunan bangunan lawas berdiri megah dimana dahulunya terdapat industri, pertokoan, perkantoran bahkan tempat peribadatan dapat ditemui di kawasan kota lama ini. 

Salah satu industry minuman terkenal pada masanya yaitu produk limun dan air mineral merek Hygeia pernah beroperasi dikawasan ini, bahkan ada kolektor dari Belanda yang masih menyimpan tutup botol dari minuman ini dan datang ke Semarang untuk melihat jejak bangunan perusahaan tersebut masih bisa dijumpai walaupun sudah berbeda fungsinya.

Tempat peribadatan disamping gereja Blenduk yang sudah dikenal namun ada juga komplek Susteran Gedangan yang masih meninggalkan kekokohan bangunan dan masih dapat difungsikan hingga saat ini. 

Penataan kawasan ini juga melibatkan kerjasama dari pihak Belanda. Sehingga warga bisa menikmati suasana sebelum kemerdekaan dikawasan kota ini sambil menikmati malam dan kuliner yang telah tersedia di sela sela atau yang memanfaatkan bangunan untuk membuka usaha dibidang resto dan caf.

Kawasan Jurnatan sebelah sisi Timur yang sebelumnya merupakan stasiun kereta api sempat beralih menjadi terminal bis antar kota kini menjadi pusat perdagangan dan kantor perbankan. Sedang sisi Selatan merupakan kawasan pasar Johar dan terdapat alun alun serta masjid legendaris Kauman. 

Wisatawan yang ingin menikmati wisata heritage tidak membutuhkan waktu lama karena jarak antar tempat tidak berjauhan, dapat ditempuh dengan jalan kaki. Sedangkan kantong kantong parker pun telah disediakan bagi para pengunjung.

Kegiatan pengambilan gambar atau film yang memanfaatkan latar belakang bangunan kota lama sering dilakukan oleh beberapa crew film dari berbagai kota. Juga adik adik mahasiswa dari jurusan arsitek sering datang mensurvey terkait lamanya bangunan yang ada. Bahkan kegiatan pameran dan gelar seni diselenggarakan dalam rangka HUT-RI ke 77. Hampir sebagian besar music yang terdengar lagu lagu perjuangan untuk memeriahkan suasana.

Dari beberapa bangunan yang ada terlihat kawasan ini merupakan kantor layanan bidang freight forwarder dan ekspidisi muatan kapal laut. Sehingga pas bila dikatakan kawasan kota lama merupakan pusat kegiatan perdagangan. 

Kawasan kota lama ini yang sebelumnya terlihat kumuh dan gelap di malam hari. Kini kondisi sudah berbeda, penataan kawasan dan kebersihan terjaga dengan baik. Sehingga kenyamanan para pengunjung dalam menikmati suasana tempo dulu peninggalan kolonial Belanda dapat terpenuhi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun