Mohon tunggu...
adi susilo
adi susilo Mohon Tunggu... Wiraswasta - pemerhati sosbud

Mendengar dan Berbagi Kabar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Borobudur Antara Destinasi Wisata Dengan Warisan Budaya

22 Juni 2022   14:56 Diperbarui: 22 Juni 2022   15:05 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok.pribadi.borobudur-2018

Borobudur Kabupaten Magelang menjadi terkenal karena terdapat bangunan Candi yang bernilai tinggi. Sehingga perkembangan kawasan Borobudur mengikuti dinamika pembangunan yang melibatkan seluruh pihak mulai dari pemerintah, pelaku bisnis, akademisi, perbankan dan masyarakat yang berkontribusi dalam pengambilan kebijakan. Selanjutnya keterlibatan pihak terkait telah memberi dampak pada peningkatan daya saing dan peningkatan pendapatan masyarakat.

Dalam forum pengembangan ekonomi daerah yang pernah digagas sebelumnya, Kabupaten Magelang menempatkan klaster pariwisata sebagai unggulannya. Candi Borobudur sebagai magnet sekaligus icon  sempat mengalami konflik di masyarakat seputar Borobudur dalam hal menikmati kue pariwisata. Karena di wilayah ini terdapat berbagai kelompok yang menggantungkan ekonominya dari kegiatan pariwisata seperti guide, pemilik andong, perajin gabah, pedangang makanan minuman hingga pemilik atraksi wisata pada waktu itu saling berjalan sendiri sendiri tanpa koordinasi.

Hal ini dapat dirasakan saat sebelum adanya penataan pada tahun 2000 an salah satu contoh bilamana terdapat wisatawan baik manca maupun lokal, ketika turun dari kendaraannya pasti sudah ditempel oleh para pedagang menawarkan dagangan yang tentu membuat tidak nyaman bagi wisatawan dalam  menikmati kawasan candi. Seiring berjalannya waktu maka pengembangan kawasan candi dilakukan system zonasi, apa dan siapa melakukan tugasnya dalam menjaga daya tarik wisata kawasan Borobudur. Sehingga kini sudah mulai tertib berkat keragaman pemangku kepentingan dalam melaksanakan musyawarah telah menghasilkan kesepahaman serta  bersinergi  menjaga eksistensi Candi Borobudur dan sekitarnya.

Borobudur adalah situs budaya pertama di Indonesia yang masuk ke daftar World Heritage List pada tahun 1991 oleh UNESCO. Dengan berjalannya waktu setelah mendapatkan julukan warisan dunia menjadi sorotan ahli sejarah dunia. Sehingga pantauan dalam pengelolaan pariwisata, pengelolaan pedagang dan pembangunan komersial serta kondisi bebatuan candi tidak luput dari perhatian mereka. Candi Borobudur meninggalkan banyak kisah tetapi hampir sebagian besar pengunjung memanfaatkan untuk berfoto foto ria. Sebagai tujuan utama kebanyakan wisatawan adalah menjajal merogoh kunto bimo yang dipercanyai bagi siapa dapat menyentuh akan terkabul keinginannya.

Pada relief bangunan candi merepresentasikan perjalanan kehidupan manusia di dunia yang selanjutnya menuju muksa kembali ke alam lain. Pada waktu sekolah dulu saat darmawisata ke candi Borobudur diceritakan oleh sang guide bahwa candi bagian bawah dikategorikan candi saru karena secara jelas digambarkan dalam relief posisi posisi dalam hubungan lawan jenis yang terpahat dengan apik dan cukup sempurna pada masanya. Pahatan bentuk seorang laki laki maupun perempuan tanpa busana yang menggambarkan nafsu manusia terukir dengan jelas. 

Seiring menuju kesucian kembali dilambangkan pada stupa paling atas yaitu mukso nya manusia namun masih ditandai dengan berdirinya alat laki laki. Namun alat kelakian tersebut kini telah patah atau tak terjaga dengan baik karena banyaknya pengunjung silih berganti, lama kelamaan kondisi bangunan dan relief telah  hilang atau termakan oleh cuaca. Bahkan ada yang mengalami kerusakan akibat pernah di bom oleh pihak yang tidak suka.

Guna menahan laju kerusakan candi maka oleh pengelola telah dibuat aturan sedemian rupa saat menaiki bangunan candi. Untuk perawatan bangunan candi merupakan tugas dan tanggungjawab dari Balai Konservasi Borobudur. Sedangkan Taman Wisata Candi Borobudur dikelola badan usaha dibawah Kementrian BUMN yang mempunyai kewenangan pada zona pelestarian mulai pemanfaatan bangunan candi, penjualan tiket, pemasaran, termasuk jam operasional dan penyelenggaraan event. Sehingga gagasan dari menko investasi dan kemaritiman menaikkan harga tiket untuk menekan laju kerusakan dari beban pengunjung dapat dimaklumi. Keberatan dan kritikan dari beberapa pihak terkait rencana kenaikan harga tiket masuk telah direspon dengan baik untuk sementara ditunda sebagaimana arahan dari presiden.

Borobudur menjadi destinasi wisata yang patut dikunjungi dan event tingkat internasional pun diselenggarakan untuk menarik pundi pundi kue pariwisata. Sebagaimana saat direktur UNESCO office Jakarta berkunjung ke Borobudur pertengahan Juni lalu menyampaikan bahwa pihak unesco tidak menyarankan mengurangi atau membatasi jumlah pengunjung. Namun yang perlu disempurnakan adalah mengatur dan mengawasi dalam manajemen situs budaya.                                                                                                                                                                   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun