Mohon tunggu...
adi susilo
adi susilo Mohon Tunggu... Wiraswasta - pemerhati sosbud

Mendengar dan Berbagi Kabar

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ancaman Perubahan Iklim Merubah Gaya Hidup Manusia

8 Oktober 2021   14:10 Diperbarui: 8 Oktober 2021   14:13 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri. transportasi publik

Setiap derap langkah kehidupan manusia semua negara di dunia menghamburkan energi. Gaya hidup rupanya mendorong manusia untuk mengkonsumsi barang dan jasa energi melampaui kebutuhan baku. Gaya hidup inilah salah satu sumber perdebatan dalam setiap perundingan terkait perubahan iklim, dimana negara negara kaya seperti Amerika dan Eropa sudah kadung mendapat label hidup berkualitas bila dibandingkan dengan negara berkembang lainnya. Sedangkan perubahan iklim akan mendera seluruh umat manusia tanpa kecuali.

Ketimpangan energi dan jejak karbon juga terjadi dilingkup satu negara, kota bahkan kawasan. Pembangunan ekonomi masih menyisakan jurang antara kelompok kaya dan miskin, dengan sendirinya memunculkan kesenjangan energi dan karbon antar sesama warganya. Kalangan yang lebih penghasilannya tidak ada salahnya bila mulai mentransformasi gaya hidup mereka kearah hemat karbon.

Dalam perkembangan terakhir kalangan industri nampaknya sudah mulai bisa membaca kecenderungan ke arah gaya hidup hijau. Munculnya mobil listrik merupakan salah satunya dan kendaraan berlabel emisi sudah dilakukan uji menjadi pertimbangan pemilihan. Mendorong kalangan kaya untuk mereduksi karbon  tentunya sama sulitnya dengan memaksa Negara kaya untuk menurunkan emisi karbon mereka. Di negeri kita sendiri seiring dengan perekonomian yang terus tumbuh, transformasi gaya hidup boros karbon juga berimbas di lapisan menengah kebawah. Indikator yang mudah diketahui adalah penjualan kendaraan bermotor yang meningkat tentu memerlukan bahan bakar dan melepas karbon ke atmosfir. Kondisi ini memicu kebutuhan energi yang terus meningkat pula. Mungkin tidak ada satu resep yang manjur untuk mengatasi persoalan energi ini. Yang diperlukan adalah kesadaran yang berujung pada tindakan bersama semua kalangan untuk merelakan perubahan gaya hidup dengan terus maswas diri. Guna mendorong  program berkelanjutan untuk suksesnya net zero emissions keterlibatan para peneliti, pelaku industri ditantang untuk terus ber inovasi menghasilkan produk yang dapat menekan pelepasan karbon.

Upaya pelestarian lingkungan telah dilakukan oleh berbagai pihak dan pemberian award pun diberikan kepada industri yang mampu mengurangi emisi karbon dan pemanfaatan bahan bakar alternatif. Kreativitas dan kemampuan inovasi dari masyarakat pun didorong untuk dapat menghasilkan berbagai produk rekayasa yang cukup potensial dan berguna bagi kehidupan dan  lingkungan.

Kategori rumah tangga untuk mendukung kampanye Indonesia capai net zero carbon salah satu  yang dapat kita lakukan adalah sosialisasi pembuatan lubang biopori pada halaman rumah warga. Langkah kecil inipun mendapatkan tantangan tersendiri oleh warga. Kita ditanya apa dasar hukumnya pembuatan lubang biopori dan pertanyaan pertanyaan lain yang keluar. Kalau dirasa yang bersangkutan  berpendidikan cukup tinggi  tetapi dalam pemahaman pemeliharaan lingkungan tidak menyadarinya. Kegiatan yang menarik lainnya adalah ketika bersama dalam paguyuban pedagang pesisir pantai Maron diajak memelihara tanaman mangrove. Dukungan penuh dari salah satu perusahan dan lembaga perbankan dalam mensuport kegiatan penataan dan penanaman pohon mangrove bersama warga.

Sehingga terpeliharanya penghijauan diseputar pantai untuk mengurangi panasnya bumi dari sengatan matahari.

 Mengikut sertakan peran masyarakat, tantangan dalam mewujudkan tercapainya net zero emissions tentu adalah soal biaya, teknologi dan sumber daya manusia. Apalagi contoh contoh sukses masih kurang menonjol. Kantor hemat energi, gedung hemat energi masih belum sepenuhnya menyokong mengurangi emisi dari peralatan yang dipergunakan. Kebutuhan dan kampanye yang berkelanjutan terus menerus dilakukan dan perubahan gaya hidup perlu dilakukan penyesuaian agar terjadi keseimbangan alam. Pernah dilakukan pengamatan oleh kalangan pendidikan bahwa mengendarai mobil Lexus akan menambahkan 7.700 kg atau hampir 8 ton karbon dioksida dalam jejak karbon dengan asumsi bepergian sejauh 19 ribu kilometer dalam setahun. Seandainya menurunkan sedikit gaya hidup dan mengganti Lexus kesayangan dengan mobil hybrid maka akan menurunkan emisi menjadi hanya sebesar 3,4 ton karbon dioksida atau memangkas lebih dari separuh jejak karbon transportasi yang ada. Lebih hebat lagi jika meninggalkan kenikmatan mobil pribadi dan beralih ke trasportasi publik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun