Mohon tunggu...
adi susilo
adi susilo Mohon Tunggu... Wiraswasta - pemerhati sosbud

Mendengar dan Berbagi Kabar

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Prosesi Ngangsu Menjadi Kegiatan Saat Kemarau Panjang Tiba

20 September 2021   13:13 Diperbarui: 20 September 2021   13:20 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri.kampungku-kemarau-2019

Kemarau merupakan kelangkaan sumber air dan itu selalu terjadi di kampung masa kecilku. Hingga kini masih saja selalu terjadi kelangkaan air bersih guna keperluan mandi, cuci dan memasak saat musim kemarau tiba. Bulan Oktober dan Nopember umumnya puncak kelangkaan air. Bilamana kelangkaan air mulai terjadi kata ngangsu ketempat atau kewilayah lain yang masih terdapat sumber air. Sepulang sekolah dan sehabis ashar kita ramai ramai bawa sepeda dan jerigen pergi ke tetangga desa guna memenuhi kebutuhan air untuk masak. Kalau soal mandi dan cuci pakaian bisa dilakukan ditempat.

Seiring berjalannya waktu dan guna mengantisipasi kelangkaan air sudah banyak dibuatkan tempat tempat penampungan air yang biasanya mendapatkan droping dari pemerintah kabupaten. Selain kelangkaan air yang menjadi kerawanan adalah kebakaran. Kebakaran lahan akan menjadi tontonan tersendiri, lahan tanaman yang sering mengalami kebakaran adalah lahan yang lagi ditanami tebu. Sehingga berakibat mengalami kerugian bagi para petaninya. 

Dan bilamana hal ini terjadi, kita minta tebunya dengan mudah akan diberi oleh pak mandor. Akan tetapi sebaliknya bilamana tanaman tebu masih dalam kondisi bagus. Kita minta pasti dihalau untuk segera menjauh dari areal tanaman, ini  kalau ketemu pak mandor yang galak. Kalau ketemu pak mandor yang tidak pelit akan dipersilahkan mengambil secukupnya saja.

Apabila sumur yang dimiliki sudah mengering, pada umumnya persiapan gentong maupun jerigen berjejer di dapur belakang rumah merupakan pemandangan khas tersendiri. Upaya pemetaan kelangkaan air dimusim kemarau oleh pemangku wilayah juga telah dilakukan. Sehingga dapat menentukan prioritas bantuan apa yang dibutuhkan warga sekitar yang terdampak. Namun ada satu sisi yang masih belum mendapatkan hasil yang optimal adalah melakukan penghijauan.

Walaupun telah ada kebijakan bagi yang akan melangsungkan pernikahan agar memberikan sumbangan berupa bibit tanaman. Namun umumnya kedodoran dalam perawatannya sehingga tanaman tidak tumbuh sebagaimana mestinya malah mati kekeringan. Juga perencanaan pembuatan embung embung untuk menampung air dan keperluan irigasi belum terwujud karena pemuda dan pemudi yang pintar sudah keburu mencari kerja diluar daerahnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun