Mohon tunggu...
Kartini Kartika
Kartini Kartika Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa Universitas Negeri Medan

"...kenangan buah pikiran akademisi berupa tulisan. Menulislah, meskipun masih jauh dari kata cendekiawan..."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aku, Kamu, Mereka dan Kebudayaan

27 Februari 2020   05:17 Diperbarui: 27 Februari 2020   05:27 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ternyata ada hubungan antara aku, kamu, dan mereka. Kita semua disatukan oleh suatu ikatan khusus. Masyarakat. Itulah kita. Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama disuatu wilayah, dan manusia-manusia itu saling bergaul (berinteraksi), dan di ikat oleh sebuah ikatan khusus dan bersifat kontinyu. Menurut seorang Sosiolog asal Indonesia, yaitu Selo Soemardjan mengatakan bahwasannya masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama, yang menghasilkan kebudayaan. Sedangkan menurut L. Giliin dan J.P Giliin, masyarakat adalah kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.

Lalu, ikatan apakah yang mengikat itu? Ialah sistem sosial, sistem sosial adalah wadah dan proses daripada pola-pola interaksi sosial. Dan, sistem sosial juga memiliki unsur-unsur, yakni kepercayaan, perasaan, tujuan, kaidah, kedudukan, jenjang, sanksi, kekuasaan, dan juga fasilitas. Kebudayaan hadir sebagai suatu sistem daripada masyarakat. Masyarakat dan kebudayaan tidak bisa terpisahkan. Karena, masyarakat yang hidup bersama disuatu wilayah, dan menetap dalam jangka waktu yang relatif lama, tentu memerlukan sebuah sistem, baik itu sistem nilai, sistem kebudayaan, sistem sosial, dan hal-hal lain yang mendukung kemakmuran untuk masyarakat itu sendiri. Dan, kebudayaan tidak akan ada bila masyarakat tidak ada.

Masyarakat yang sadar akan kesatuan akan membentuk kebudayaan. Kebudayaan disini tidak hanya membicarakan kearifan lokal, tradisi, adat-istiadat, tidak. Seorang Antropolog Indonesia, sekaligus guru besar yaitu Koentjaraningrat, mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Kebudayaan juga berasal dari bahasa Sanksekerta, yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti "budi" atau "akal", dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akal. Demikianlah "budaya" adalah "daya dan budi" yang berupa cipta, karsa, dan rasa, sedangkan "kebudayaan" adalah hasil dari cita, karsa, dan rasa itu. Jadi, kebudayaan tidak selalu berbicara tentang kearifan lokal.

Kebudayaan merupakan sebuah kompenen dari masyarakat, juga sebagai sistem dari masyarakat, seperti yang sudah tertulis diatas, sistem sosial adalah tempat atau wadah untuk masyarakat itu berinteraksi. Seperti contohnya; ketika sebuah pemerintah disuatu daerah membuat peraturan baru, tentulah harus di diskusi kan terlebih dahulu, didalam forum diskusi akan ada interaksi, akan ada pemaparan tujuan, akan terlihat kedudukan, dan akan disediakam fasilitas, juga sanksi bagi orang-orang yang melanggar tata tertib forum diskusi.

Maka dari itu, hubungan antara aku, kamu, mereka dan kebudayaan sangatlah erat. Dapat di buktikan juga dari masyarakat terkecil, keluarga. Keluarga juga merupakan masyarakat terkecil, unsur-unsurnya yakni; ayah, ibu, dan anak-anak. Di dalam sebuah keluarga tentu akan ada peraturan agar keluarga itu dapat berdiri dengan kokoh, sebagai orang tua, akan memikirkan gagasan/ide apa yang akan di bekalkan kepada sang anak, budaya apa yang harus di hidupkan didalam rumah agar anak-anak tumbuh menjadi manusia-manusia yang disiplin, dan juga cerdas.

Maka, hasil dari gagasan/ide orangtua dapat disebut sebagai kebudayaan, selain itu hasil dari buah pikir manusia, hasil itu juga akan dibiasakan atau menjadi kebiasaan di dalam rumah.

Tidak hanya itu, masyarakat dan kebudayaan sebagai suatu sistem juga dapat dibuktikan dalam ranah sekolah. Orang-orang yang berada disekolah, yaitu: kepala sekolah, wakil kepala sekolah, sekretaris sekolah, bendahara sekolah, kepala bidang kurikulum, staff/pegawai, guru-guru, siswa-siswi dapat dikatakan masyarakat. Didalam sekolah, juga terdapat tata tertib yang harus di patuhi oleh semua masyarakat sekolah, maka dapat dikatakan bahwa peraturan-peraturan tersebut adalah kebudayaan. Dan kebudayaan itu akan dijadikan sebuah sistem dalam menggapai keberhasilan dari visi dan misi sekolah yang sudah dibuat.

Kita adalah satu kesatuan yang di ikat oleh sebuah sistem yang bersifat kontinyu, kita memiliki hubungan karena sadar akan persatuan, kita bersama-sama menciptakan kebudayaan untuk memperoleh kemakmuran. Masyarakat adalah sekumpulan orang yang mampu mempererat keaneka-ragaman dengan integrasi sosial yang kokoh dengan menegakkan sistem-sistem atau kebudayaan-kebudayaan yang membawa persatuan.

Masyarakat yang baik akan menciptakan kebudayaan yang baik, kebudayaan yang baik akan membuat masyarakatnya berada dalam ketentraman yang baik pula.

Jika di analogikan, masyarakat dan kebudayaan bagaikan sebuah uang logam 500 rupiah, masyarakat adalah bagian dari uang logam yang berlambang, sedangkan kebudayaan adalah bagian dari uang logam yang disana tertera nilai. Bila kita belah dua uang logam itu, maka tidak akan berlaku lagi, tak akan ada lagi nilainya. Begitulah masyarakat tanpa kebudayaan, tidak akan memiliki nilai, maka tak berlaku. Begitupun kebudayaan yang tidak akan hidup nilainya bila tidak ada masyarakat didalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. 1985. Jakarta: Aksara Baru

Soekanto, Soerjono. Hukum Adat Indonesia. 1983. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun